Tentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).
Pilih tingkat signifikansi (α), yang menentukan seberapa besar bukti yang diperlukan untuk menolak H0.
Tentukan distribusi sampel yang sesuai (misalnya, distribusi normal atau t-distribusi) dan hitung nilai kritis berdasarkan α dan derajat kebebasan.
Identifikasi daerah kritis di distribusi sampel. Daerah kritis adalah bagian dari distribusi di mana jika nilai uji jatuh di dalamnya, H0 akan ditolak.
Bandingkan nilai uji dari sampel dengan nilai kritis yang telah ditentukan. Jika nilai uji berada di dalam daerah kritis, maka H0 ditolak; jika tidak, H0 diterima.
Misalnya, jika kita melakukan uji hipotesis dengan tingkat signifikansi α = 0.05 dan distribusi normal standar, daerah kritis akan berada di sekitar dua ekor distribusi (misalnya, z < -1.96 atau z > 1.96 untuk uji dua sisi).
Baca Juga: PEMBAHASAN JAWABAN Menjelaskan Aset Keuangan
Penting untuk diingat bahwa daerah kritis akan bervariasi tergantung pada jenis uji statistik yang dilakukan (uji satu sisi atau dua sisi) dan distribusi sampel yang digunakan.
***