Portal Kudus - Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat.
Bagi kalian yang sedang mencari referensi jawaban pertanyaan dari soal fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat, silahkan simak artikel ini sampai selesai.
Artikel ini berisi jawaban pertanyaan dari soal fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat.
Untuk mengetahui jawaban pertanyaan dari soal fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat, silahkan simak soal lengkapnya di bawah ini.
Soal Lengkap:
Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat.
persoalan ini telah menjadi pemikiran kritis seorang ilmuwan dirana politik identitas ,sebutkan siapa? jelaskan apa kritik dan pemikirannya mengenai praktek-praktek politik di amerika serikat dan eropa barat tersebut?
Jawaban 1:
Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan Eropa Barat.
Persoalan ini telah menjadi pemikiran kritis seorang ilmuwan di ranah politik identitas. Ilmuwan tersebut adalah Francis Fukuyama, seorang profesor di Stanford University.
Fukuyama mengkritik praktek-praktek politik di Amerika Serikat dan Eropa Barat yang menekankan pada identitas dan kebangsaan, yang menurutnya dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.
Menurut Fukuyama, praktek-praktek politik yang menekankan pada identitas dan kebangsaan dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.
Hal ini terjadi karena praktek-praktek tersebut menempatkan identitas dan kebangsaan di atas nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.
Fukuyama juga mengkritik pandangan bahwa identitas dan kebangsaan harus dipertahankan dengan cara menolak imigran dan mengembalikan kejayaan masa lalu.
Fukuyama menyarankan agar masyarakat dan pemimpin politik kembali memperkuat nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, memperkuat hak asasi manusia, dan memperkuat kerja sama internasional.
Fukuyama juga menekankan pentingnya pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai universal dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Dalam konteks Indonesia, kritik Fukuyama terhadap praktek-praktek politik yang menekankan pada identitas dan kebangsaan juga relevan.
Indonesia sebagai negara yang beragam suku, agama, dan budaya perlu memperkuat nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, memperkuat hak asasi manusia, dan memperkuat kerja sama internasional.
Selain itu, pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai universal dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis juga sangat penting untuk memperkuat demokrasi dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Jawaban 2:
Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Persoalan ini telah menjadi pemikiran kritis seorang ilmuwan di ranah politik identitas. Ilmuwan tersebut adalah Francis Fukuyama, seorang profesor di Stanford University.
Fukuyama mengkritik praktek-praktek politik di Amerika Serikat dan Eropa Barat yang menekankan pada identitas dan kebangsaan, yang menurutnya dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.
Kritik Fukuyama terhadap praktek-praktek politik tersebut terlihat dalam beberapa aspek:
- Penggunaan identitas politik:
Fukuyama menekankan bahwa praktek-praktek politik yang menekankan pada identitas dan kebangsaan dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.
Hal ini terjadi karena praktek-praktek tersebut menempatkan identitas dan kebangsaan di atas nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.
- Politik populisme:
Fenomena yang diamati oleh Fukuyama juga melibatkan praktik-praktik politik identitas seperti yang dilakukan oleh Donald Trump dan Marine Le Pen, yang dikenal sebagai politik populisme.
Politik populisme ini melibatkan penggunaan gagasan populasi untuk memperoleh dukungan dan mendukung kekuatan politik.
- Kekurangan pemikiran politik:
Fukuyama menyatakan bahwa praktek-praktek politik yang menekankan pada identitas dan kebangsaan juga menunjukkan kekurangan pemikiran politik yang lebih berkelanjutan dan kompleks dalam konteks globalis.
Hal ini mengarah pada keterbatasan politik yang dapat dihasilkan oleh pemikiran politik yang berfokus pada identitas dan kebangsaan.
***