FENOMENA Seperti yang Dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen Telah Menjadi Persoalan Klasik di Amerika

- 19 Desember 2023, 14:00 WIB
Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat
Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat /pexels.com

Portal Kudus - Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat.

Bagi kalian yang sedang mencari referensi jawaban pertanyaan dari soal fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat, silahkan simak artikel ini sampai selesai.

Artikel ini berisi jawaban pertanyaan dari soal fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat.

Baca Juga: INSPIRASI Kado Hari Ibu Sederhana dan Murah Penuh Manfaat Cocok untuk Hadiah Spesial Peringatan Hari Ibu

Untuk mengetahui jawaban pertanyaan dari soal fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat, silahkan simak soal lengkapnya di bawah ini.

Soal Lengkap:

Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan eropa barat.

persoalan ini telah menjadi pemikiran kritis seorang ilmuwan dirana politik identitas ,sebutkan siapa? jelaskan apa kritik dan pemikirannya mengenai praktek-praktek politik di amerika serikat dan eropa barat tersebut?

Jawaban 1:

Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan Eropa Barat.

Baca Juga: 3 LAGU untuk Hari Ibu Paling Populer Lengkap Lirik Lagu Khusus Hari Ibu yang Menyentuh dan Bermakna untuk Ibu

Persoalan ini telah menjadi pemikiran kritis seorang ilmuwan di ranah politik identitas. Ilmuwan tersebut adalah Francis Fukuyama, seorang profesor di Stanford University.

Fukuyama mengkritik praktek-praktek politik di Amerika Serikat dan Eropa Barat yang menekankan pada identitas dan kebangsaan, yang menurutnya dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.

Menurut Fukuyama, praktek-praktek politik yang menekankan pada identitas dan kebangsaan dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.

Hal ini terjadi karena praktek-praktek tersebut menempatkan identitas dan kebangsaan di atas nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.

Fukuyama juga mengkritik pandangan bahwa identitas dan kebangsaan harus dipertahankan dengan cara menolak imigran dan mengembalikan kejayaan masa lalu.

Baca Juga: 5 TULISAN Selamat Hari Ibu Singkat Paling Menyentuh Cocok untuk Menulis Kata Kata Indah Surat Cinta untuk Ibu

Fukuyama menyarankan agar masyarakat dan pemimpin politik kembali memperkuat nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, memperkuat hak asasi manusia, dan memperkuat kerja sama internasional.

Fukuyama juga menekankan pentingnya pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai universal dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Dalam konteks Indonesia, kritik Fukuyama terhadap praktek-praktek politik yang menekankan pada identitas dan kebangsaan juga relevan.

Indonesia sebagai negara yang beragam suku, agama, dan budaya perlu memperkuat nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.

Baca Juga: 25 UCAPAN Hari Ibu Singkat Bahasa Inggris dan Artinya Kumpulan Kata Kata Harapan dan Doa Paling Menyentuh

Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, memperkuat hak asasi manusia, dan memperkuat kerja sama internasional.

Selain itu, pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai universal dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis juga sangat penting untuk memperkuat demokrasi dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Jawaban 2:

Fenomena seperti yang dilakukan Donald Trump dan Marine Le Pen telah menjadi persoalan klasik di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Persoalan ini telah menjadi pemikiran kritis seorang ilmuwan di ranah politik identitas. Ilmuwan tersebut adalah Francis Fukuyama, seorang profesor di Stanford University.

Baca Juga: 5 POSTER Hari Ibu Simpel Desain Menarik Penuh Makna Cocok untuk Hadiah Spesial Menyambut Peringatan Hari Ibu

Fukuyama mengkritik praktek-praktek politik di Amerika Serikat dan Eropa Barat yang menekankan pada identitas dan kebangsaan, yang menurutnya dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.

Kritik Fukuyama terhadap praktek-praktek politik tersebut terlihat dalam beberapa aspek:

- Penggunaan identitas politik:

Fukuyama menekankan bahwa praktek-praktek politik yang menekankan pada identitas dan kebangsaan dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi.

Hal ini terjadi karena praktek-praktek tersebut menempatkan identitas dan kebangsaan di atas nilai-nilai universal seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.

- Politik populisme:

Fenomena yang diamati oleh Fukuyama juga melibatkan praktik-praktik politik identitas seperti yang dilakukan oleh Donald Trump dan Marine Le Pen, yang dikenal sebagai politik populisme.

Baca Juga: 10 TEMA Hari Ibu Tahun 2023 Inspirasi Tema Terbaik Menyambut Peringatan Hari Ibu Lebih Bermkna dan Penuh Arti

Politik populisme ini melibatkan penggunaan gagasan populasi untuk memperoleh dukungan dan mendukung kekuatan politik.

- Kekurangan pemikiran politik:

Fukuyama menyatakan bahwa praktek-praktek politik yang menekankan pada identitas dan kebangsaan juga menunjukkan kekurangan pemikiran politik yang lebih berkelanjutan dan kompleks dalam konteks globalis.

Hal ini mengarah pada keterbatasan politik yang dapat dihasilkan oleh pemikiran politik yang berfokus pada identitas dan kebangsaan.

***

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah