Portal Kudus - Apa tantangan dan kendala yang dihadapi dalam perancangan dan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah saat ini?
Simak dan pahami pembahasan selengkapnya di bawah ini mengenai beberapa tantangan dan kendala yang dihadapi dalam perencanaan maupun implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Berikut ini akan diulas mengenai perancangan dan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah.
Pertama, kita pahami terlebih dahulu mengenai apa itu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah ikhtiar untuk mewujudkan Pelajar Pancasila, yakni pelajar yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menjadi bagian tak terpisahkan dalam Kurikulum Merdeka.
Projek P5 ini merupakan pendukung kegiatan intrakurikuler dengan tujuan membangun dan meningkatkan karakater peserta didik sebagai Profil Pelajar Pancasila.
Mengutip laman bgpsulawesiutara.kemdikbud.go.id, penerapan P5 tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran, melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran.
Hal tersebut membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan sekitar.
Tantangan dan kendala
Di dalam perancangan dan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah saat ini, ada beberapa tantangan dan kendala yang bisa dialami.
Setiap pendidik tentu memiliki pengalaman masing-masing terkait tantangan dan kendala dalam perancangan dan implementasi P5 di sekolah.
Berikut ini adalah beberapa contoh tantangan dan kendala yang dihadapi dalam perancangan dan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah:
- Tantangan perubahan menejemen tata kelola, utamanya di tingkat pendidikan dasar
- Belum maksimalnya lingkungan belajar di sekolah yang kondusif bagi pertumbuhan karakter anak
- Pemahaman guru pada P5 yang masih kurang
- Tantangan dalam merancang alokasi waktu, pengembangan topik, alur aktivitas dan modul
- Belum optimalnya dukungan orang tua dan masyarakat secara proporsional.***