KUMPULAN Contoh Teks Sejarah Pribadi Beserta Strukturnya Cocok untuk Tugas Sekolah, Begini Pembahasannya

- 28 Agustus 2022, 09:05 WIB
KUMPULAN Contoh Teks Sejarah Pribadi Beserta Strukturnya Cocok untuk Tugas Sekolah, Begini Pembahasannya
KUMPULAN Contoh Teks Sejarah Pribadi Beserta Strukturnya Cocok untuk Tugas Sekolah, Begini Pembahasannya /Freepik/@jcomp/

 

Portal Kudus- Berikut pembahasan kumpulan contoh teks sejarah pribadi beserta strukturnya cocok untuk tugas sekolah.

Artikel berikut ini berisi tentang pengertian dan contoh teks sejarah pribadi yang cocok untuk referensi tugas sekolah.

Teks sejarah pribadi adalah teks yang bergantung dari pengalaman manusia dan fokus pada penceritaan di masa lampau.

Baca Juga: Video Film Sekuel Live-Action Whisper of the Heart Menyoroti Aktor Utama

Kunci jawaban berikut merupakan sarana sebagai membantu orang tua dalam mendampingi proses belajar anak.

Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian dan contoh teks sejarah pribadi yang bisa digunakan untuk membantu belajar adik adik.

Berikut merupakan soal pengertian dan contoh teks sejarah pribadi yang telah di rangkum Tim Portal Kudus dari berbagai sumber:

Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 7 Halaman 92 Nomor 1-5 Uraian untuk SMP dan MTs

1. Menjadi Orang Sukses adalah Impianku

Aku adalah seorang gadis yang lahir di Trenggalek, Jawa Timur pada tahun 1999. Aku dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, namun berkecukupan.

Ayahku adalah seorang montir yang bekerja di salah satu bengkel di kotaku. Sedangkan ibuku berjualan soto ayam.

Meskipun berasal dari keluarga yang sederhana, tetapi aku memiliki mimpi yang tinggi untuk menjadi orang sukses.

Aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku dengan menjadi orang yang dapat membantu orang lain. Masalahnya adalah aku memiliki keterbatasan fisik.

Aku terlahir sebagai anak yang buta warna, sehingga memiliki kesulitan dalam mengenali jenis-jenis warna melalui indra penglihatanku.

Semuanya terlihat seperti hitam putih, sehingga aku merasa bahwa hidupku sangat membosankan dan menyedihkan.

Keterbatasanku ini juga berdampak pada lingkungan sosialku yang membuat aku minder. Saat teman-teman membicarakan warna saat memilih baju, aku hanya bisa diam saja.

Tidak hanya itu, saat di kelas pun aku juga sering salah dalam menyebutkan warna ketika ditanya oleh guru.

Akhirnya, aku berkata jujur bahwa aku memiliki mata yang buta warna. Teman-teman seperti tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Mereka terlihat seperti iba sekaligus merasa bersalah.

Guruku pun akhirnya memaklumi kekuranganku dan tidak bertanya apapun kepadaku tentang warna suatu benda atau objek.

Meskipun demikian, aku tetap merasa pesimis karena menganggap bahwa masa depanku akan terasa suram dengan kekuranganku ini.

Aku tidak akan bisa menjadi profesi apapun yang memiliki martabat yang dapat mengangkat derajat orang tuaku.

Suatu hari, guru Bimbingan Konseling (BK) memberikan konseling dan sesi diskusi untuk setiap anak. Saat tiba giliranku, aku diminta untuk bercerita mengenai kesulitan dalam mengikuti proses belajar.

Aku pun menceritakan apa adanya semua yang aku rasakan. Aku juga mengungkapkan keresahanku tentang masa depanku. Akhirnya, guruku memberikan solusi atas permasalahan yang aku hadapi.

Beliau berkata bahwa aku bisa bekerja di perusahaan asuransi asalkan aku ikut kuliah terlebih dahulu.

Ada salah satu kampus swasta di kotaku yang memberikan beasiswa untuk mahasiswa berprestasi.

Singkat cerita, aku kuliah dengan mengambil jurusan akuntansi sesuai dengan arahan guru BK. Aku memang memiliki beberapa kesulitan dalam belajar, namun para dosen selalu bersedia membantuku.

Sekarang, aku sangat bersyukur bisa bekerja di salah satu perusahaan asuransi ternama di kotaku.

Meskipun memiliki keterbatasan, aku dapat membuktikan kepada orang lain bahwa aku bisa meraih cita-citaku dan membahagiakan orang tuaku.

Baca Juga: Pembahasan PKN Kelas 11 Halaman 70, Contoh Demokrasi di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Masyarakat, dan Negara

2. Bersyukur Bisa Kuliah

Aku adalah seorang anak yang tumbuh dengan serba kekurangan. Ayahku sudah meninggal sejak usiaku 9 tahun, sedangkan ibuku bekerja sebagai buruh laundry.

Penghasilan yang pas-pasan membuat hidup kami sangat sederhana. Hingga akhirnya, kakakku memutuskan untuk bekerja sebagai TKW di Taiwan.

Semenjak itu, kehidupan keluarga kami lebih baik dari sebelumnya. Ibu tetap bekerja, namun penghasilannya ditabung untuk biaya sekolahku.

Kami makan untuk sehari-hari dengan uang yang kakakku kirimkan. Beberapa tahun kemudian, aku duduk di bangku kelas 12.

Pada masa ini, banyak siswa dihadapkan pada kebimbangan dalam memilih jalan hidup. Entah itu bekerja, kuliah, atau bahkan menikah.

Ibuku menyuruh untuk bekerja sebagai TKW seperti kakakku karena gajinya cukup besar jika dirupiahkan. Namun, aku tidak ingin bekerja kasar.

Aku sadar bahwa rantai kemiskinan diawali karena minimnya ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, aku memilih untuk kuliah.

Ibu sempat sedih mendengar keinginanku. Mengingat, kuliah membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi jika kuliah di luar kota, maka harus mempertimbangkan biaya kos, makan, dan sebagainya.

Namun, aku meyakinkan ibuku bahwa aku tidak akan membutuhkan biaya besar dalam kuliah. Aku akan mencari beasiswa untuk meringankan beban beliau.

Beruntungnya, aku benar-benar mendapatkan beasiswa Bidik misi yang membantuku untuk memenuhi biaya UKT dan biaya hidupku di tanah rantau.

Aku memilih jurusan akuntansi di Universitas Brawijaya. Sesekali, aku juga mengikuti Lomba Karya Ilmiah dan Kontes Debat.

Pengalaman-pengalaman tersebut membentuk pribadiku menjadi lebih berani dan percayalah diri. Kuliah memang dapat mengubah mindset seseorang seperti halnya yang aku rasakan saat ini.

Singkat cerita, aku lulus kuliah 3,5 tahun dengan predikat cumlaude dan akhirnya bekerja di Kementerian Keuangan.

Pengalaman sebagai orang yang serba kekurangan semasa hidup telah mengantarkanku menjadi pribadi yang tahan banting dan tidak mudah menyerah meraih mimpi. Ibu dan kakakku sangat bangga denganku.

Baca Juga: Pembahasan PKN Kelas 11 Halaman 70, Contoh Demokrasi di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Masyarakat, dan Negara

3.Berkunjung ke Pantai Mistis

Pada tahun 2016, aku pernah berkunjung ke salah satu pantai di Jawa Timur. Pantai tersebut sangat indah. Langit sedang berwarna biru cerah yang dihiasi dengan kumpulan awan cumulonimbus.

Hal ini membuat suasana di pantai semakin berkesan, apalagi ombak yang datang silih berganti semakin membuat aku antusias untuk bermain air.

Aku tidak sendirian, tetapi bersama dua orang temanku. Temanku yang bernama Luna sangat suka bermain air, sementara temanku yang bernama Irene tidak suka bila bajunya basah.

Apalagi, kami juga tidak membawa baju ganti. Namun, pada akhirnya kami tidak peduli karena matahari perlahan semakin meninggi, sehingga baju kami akan lebih cepat kering.

Setelah bosan bermain air di pantai, kami segera menuju ke area kedai pantai untuk membeli makan dan minum. Setelah itu, kami ingin mengeksplor ke spot lain, mengingat pantai ini sangat luas.

Jadi, sangat disayangkan jika kami hanya bermain air tanpa tahu lokasi lain yang menarik. Rupanya, ada spot bebatuan karang di tepi pantai. Tidak banyak orang yang tahu mengenai spot ini.

Oleh karena itu, tidak heran jika yang berada di sini hanya kami bertiga. Luna langsung mengeluarkan ponselnya untuk berswafoto. Tidak lupa, kami juga foto bertiga dengan berbagai pose.

Awalnya, kami tidak merasa ada yang aneh dari pantai tersebut. Namun, saat akan bergegas pulang, kami menemukan ada semacam sesaji di dekat papan pengumuman.

Dari situ, bulu kudukku mulai merinding dan aku merasa tidak tenang. Akhirnya, pada pukul 14.00, kami memutuskan untuk pulang. Saat berada di pintu keluar, terlihat penjaga yang sedang berbicara.

Anehnya, di pos tersebut tidak ada siapa-siapa kecuali penjaga pos tersebut. Irene yang juga menyadari keanehan tersebut hanya duduk diam di kursi belakang.

Saat melewatinya, tidak sengaja aku dan penjaga pos tersebut saling menatap. Namun, tatapannya sangat mengerikan dan seperti orang yang marah.

Aku langsung memalingkan muka dan bersikap seolah tidak melihatnya. Benar-benar peristiwa yang aneh.

Saat melewati jalanan terjal di hutan jati, tiba-tiba langit menjadi mendung yang menandakan akan hujan.

Aku meminta agar Luna bisa menyetir lebih cepat agar kami tidak sampai bertemu dengan hujan.

Akhirnya, kami sampai di rumahku dengan selamat meskipun tadi sempat mengalami macet akibat hujan lebat. Setelah ganti baju, aku, Irene, dan Luna melihat foto-foto kami di pantai tersebut.

Betapa terkejutnya kami ketika melihat sosok berambut panjang memakai kebaya tidak sengaja terfoto. Padahal, lokasi tersebut sangat sepi dan hanya ada kami bertiga saat itu.

Melihat foto tersebut, kami sangat ketakutan sekaligus penasaran. Aku dan teman-temanku tidak akan kembali lagi ke pantai itu.

Baca Juga: ARTI Nama Aqila dalam Bahasa Arab Adalah Ini, Pahami Arti Nama Aqila dan Kumpulan Nama Aqila yang Kekinian

4. Perkenalan Diri

Aku lahir di Papua 12 Januari 1997, Namun saat ini aku tinggal di kota Jakarta dan menjadi salah satu siswa di kelas X, SMA Negeri 21 Jakarta Jurusan IPS.

Aku memiliki hobi-hobi yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan dan juga berolahraga, terutama olahraga jogging. Bagiku tumbuhan dan kesehatan adalah dua hal penting yang berkaitan antara satu dengan lainnya.

Semasa kecil aku pernah tinggal di dekat sungai Ciliwung, setiap musim hujan rumahku pasti kebanjiran oleh luapan sungai tersebut. Aku bersama keluargaku kemudian mengungsi ke tempat pengungsian sementara sampai banjir mereda. Hal itu terus saja terulang dari tahun ke tahun seperti tanpa ada pemecahan.

Menginjak tahun pertama di SMA, aku mulai sadar bahwa permasalahan banjir sebetulnya bukan sekadar tanggung jawab pemerintah saja.

Masyarakat juga harus ikut bertanggung jawab mengatasi masalah tersebut. Salah satu caranya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan apalagi membuang sampah ke sungai.

Sejak saat itu, kemudian aku mulai bergabung dengan Komunitas Peduli Lingkungan. Komunitas ini bergerak setiap minggunya untuk mensosialisasikan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah banjir dan juga pola-pola hidup sehat. Tak lupa juga kadang kami mengadakan bakti sosial di setiap kelurahan yang dikunjungi.

Kini aku merasa lebih bermanfaat bagi orang lain. Dengan berbagi ternyata membuat orang menjadi lebih tahu dan kita menjadi tahu lebih.

Baca Juga: JADWAL dan Live Streaming Tinju Dunia tvOne Hari Ini Minggu 28 Agustus 2022, Siaran Langsung dan Nonton Online

5. Cita Citaku

Namaku Ridwan, umurku sekarang adalah 15 tahun. Sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi pemain bulutangkis hebat yang bisa membawa nama Indonesia berkibar di pentas dunia. Aku sangat ingin sekali membanggakan orang tuaku, teman-temanku dan tentunya negaraku.

Pada saat usiaku menginjak 7 tahun. Kakek membelikanku raket sebagai hadiah karena aku mendapat rangking 2 di kelas 1 sekolah dasar.

Kakekku jago sekali bermain bulutangkis, dia selalu mengajariku bagaimana cara bermain yang baik dan menemaniku bermain bulutangkis setiap libur sekolah.

Pada saat usiaku 13 tahun, aku terpilih untuk mewakili sekolahku mengikuti kejuaraan bulutangkis antar sekolah dasar se-kecamatan Cibariuk.

Itulah pertama kalinya aku mengikuti kejuaraan resmi dan ternyata aku berhasil masuk ke babak final walaupun aku ternyata harus kalah di babak tersebut dan hanya menjadi juara 2. Tapi tentu saja itu adalah pengalaman berharga yang akan selalu aku kenang.

Saat ini aku bergabung dengan salah satu sekolah bulutangkis yang ada di kotaku. Aku berharap kemampuanku semakin lama semakin meningkat agar aku bisa mewujudkan mimpi yang aku idamkan.

Itulah penjelasan mengenai 10 contoh teks sejarah pribadi yang singkat dan menarik, simak pengertian dan contoh teks sejarah pribadi.***

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x