Namanya manusia, selalu saja ada rasa iri ketika melihat seseorang sudah maju terlebih dulu.
“Kenapa dia bisa lebih hebat dari aku, padahal proses belajarnya sama saja.”
Dialah Joy, siswa berprestasi yang tampak biasa-biasa saja di kelas, tapi selalu moncer ketika ujian.
Rasanya aku hampir menyerah karena tak mampu menyaingi apa yang dilakukan oleh Joy.
Usahaku untuk mencapai peringkat 5 besar sangat sulit.
Sementara Joy di kelas dia tidak terlihat belajar keras, bahkan terkadang saat waktu pulang sekolah dia langsung bermain bola bersama teman-teman yang lain.
Sementara aku, langsung belajar kembali, hingga membuat kepalaku berat dan pening.
Waktu terus berjalan dan prestasiku seperti jalan di tempat.
Satu hari aku menjadi teman sekelompok dengan Joy.
Aku dan Joy memang kurang dekat, sehingga perbincangan aku dengannya hanya basa basi belaka.