Network
Portal Kudus - Pengenalan ucapan, tindakan, dan sikap, seharusnya diajarkan kepada anak sejak dini.
Baik dari ucapan, tindakan, dan sikap. Jadi, sebagai orang yang lebih tua harus lebih hati-hati dalam berucap, bertindak, dan bersikap supaya apa yang anak tangkap adalah hal yang baik.
Termasuk dalam mengajarkan anak untuk mengucapkan kata-kata. Anak-anak cenderung mengikuti apa yang didengarnya.
Di bawah ini terdapat 5 magic words atau kata ajaib yang wajib diajarkan kepada anak sejak dini:
Baca Juga: Apa Bedanya Erupsi dan Meletus?
1. Thank you atau terima kasih
Mengajarkan anak sejak dini dengan mengucapkan terima kasih apabila diberi sesuatu oleh orang lain baik sesama umur maupun yang lebih tua adalah hal yang penting.
Anak diajarkan untuk menghargai pemberian orang lain dengan respon yang baik, tentu akan menyenangkan hati orang lain yang memberi tersebut.
2. Sorry atau maaf
Membiasakan anak sejak dini dengan meminta maaf apabila melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak sengaja.
Hal ini menjadikan anak terbiasa memiliki perasaan rendah hati terhadap sesama.
Baca Juga: Sejarah Bendera Indonesia dan Makna Dibalik Warna Merah Putih
3. Help atau tolong
Meminta tolong apabila membutuhkan bantuan orang lain.
Hal ini mengajarkan anak bahwa manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan bantuan orang lain sewaktu-waktu dan tidak gengsi meminta tolong.
4. Excuse me atau permisi
Mengucapkan permisi sebagai bentuk sopan santun dan menghargai orang lain.
Misalnya sedang ada acara keluarga banyak orang berkumpul di ruang tamu sedangkan anak ingin pergi ke kamar mandi, maka ketika anak melewatinya, anak diajarkan untuk mengucap permisi sebagai bentuk sopan santun.
Baca Juga: Anime Chainsaw Man Memperlihatkan Visual Kunci Baru, Menggoda Video Promo Baru
5. Welcome atau sama-sama
Selain kata terima kasih, mengajarkan anak untuk mengucapkan sama-sama sebagai jawaban ketika orang lain mengucapkan terima kasih.
Ini salah satu bentuk etika dan menghargai orang lain dengan memberikan respon yang baik.
Jika anak terbiasa mendengar ucapan yang baik, anak juga akan menangkap ucapan yang baik itu, sebaliknya jika anak terbiasa mendengar ucapan yang buruk, anak berpotensi meniru ucapan yang buruk juga.
Hal ini sudah sering terjadi di masyarakat pada umumnya. Menjadikan sebuah hal wajar berkedok, "biarkan saja toh juga masih anak-anak."
Apabila hal ini diremehkan dan menjadi kebiasaan buruk yang terus menerus, bagaimana nasib generasi penerus?***
