Menjadi Muslim Korea di Negara Minoritas Muslim, Prinsip Daesik Choi Patut dijadikan Contoh

- 3 Februari 2021, 20:40 WIB
ilustrasi muslim
ilustrasi muslim /tangkapan layar/iG @everydaesik

Ketertarikan Daesik pada Agama Islam bermula ketika Ibu lebih dulu menjadi mu’alaf. Ibu Daesik adalah seorang enterprenuer yang punya banyak berbisnis dan akhirnya memiliki teman orang muslim.

“Aku memiliki rasa keingintahuan terhadap HAM, cara hidup, kondisi masyarakat dan negaranya,” kata Daesik menjawab pertanyaan Sanghoya mengenai momen besar yang menjadikannya yaqin masuk Islam.

Daesik menemukan jawaban dari  keingintahuannya terhadap hal-hal tersebut ketika mempelajari Agama Islam.

Karena dulunya Desik memiliki pandangan buruk terhadap Agama Islam dan menganggap perempuan muslim tidak diberi kebebasan untuk memiliki hak.

Tetapi Daesik sadar bahwa pandangan buruknya terhadap islam hanya berdasarkan berita negatif dari media.

“Karena aku tidak memiliki banyak informasi  terkait hal itu, tapi aku memiliki teman muslim di sekitarku, jadi aku bertanya kepada mereka mengenai kebenarannya,” ujar Daesik.

Sejak saat itu, Daesik merasa malu karena pernah memperlakukan dan berfikiran negatif terhadap muslim. Daesik mengkritik tindakannya itu di masa lalu dan mulai belajar agama Islam.

Daesik menceritakan pula tentang Ibunya yang juga memiliki rasa penasaran dengan agama, sehingga Ibunya memperlajari agama lain.

“Tapi Ibu bilang kepadaku, bahwa Ibu tidak menemukan jawaban yang beliau butuhkan,” kata Daesik memberikan jawaban mengenai alasan Ibnunya masuk Islam.

Kemudian disusul Daesik dan adiknya mengikuti jejak Ibunya masuk Islam. Tetapi Daesik menegaskan bahwa Ibunya tidak pernah memaksa untuk kedua anaknya mempelajari Islam.

Halaman:

Editor: Sugiharto

Sumber: Dari berbagai sumber, PRMN, VIU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah