Indonesia akan Alami Fenomena Gerhana Matahari Hibrida di Tahun 2023

- 5 Februari 2023, 17:07 WIB
Indonesia akan Alami Fenomena Gerhana Matahari Hibrida di Tahun 2023
Indonesia akan Alami Fenomena Gerhana Matahari Hibrida di Tahun 2023 /buku tema 3 kelas 6

 

PortalKudus - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa pada 20 April 2023 mendatang, Indonesia diprediksi akan mengalami fenomena Gerhana Matahari hibrida.
 
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Dr Johan Muhamad, M.Sc menjelaskan gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari yang tampak dari sebagian wilayah bumi sebagai gerhana matahari total, tetapi di sebagian wilayah lainnya akan tampak sebagai gerhana matahari cincin.
 
Ia mengatakan bahwa Gerhana Matahari yang akan terjadi pada 20 April 2023 mendatang, merupakan gerhana yang sangat spesial karena berupa gerhana Matahari hibrid yang jarang terjadi. 
 
Di wilayah Indonesia, gerhana Matahari ini akan teramati sebagai gerhana Matahari total (GMT). 
 
GMT dapat dilihat khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, sementara di daerah Indonesia lainnya akan terlihat sebagai gerhana Matahari sebagian.
 
Adapun untuk wilayah selatan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Gerhana Matahari ini akan teramati sebagai gerhana matahari cincin.
 
Pada Gerhana Matahari Total 2023 ini, lintasan bayangan inti (umbra) bulan di permukaan bumi akan melewati sebagian wilayah Indonesia bagian timur. Dan durasi GMT di titik ini adalah 1 menit 16 detik. 
 
Sebagian besar lintasan jalur GMT 2023 melewati wilayah lautan seperti Laut Timor dan Laut Banda.
 
Daratan yang dilalui jalur GMT ini yaitu sebagian Timor Leste dan beberapa daerah di Papua Barat.
 
Beberapa wilayah yang akan dilalui GMT 2023, diantaranya: Kab. Fak fak, Kab. Teluk Bintuni, Kab. Teluk Wondama, Kab. Kepulauan Yapen, dll.
 
Penampakan GMT 2023 di Biak diperkirakan mulai pukul 12.20 WIT, dan puncaknya terjadi pada 13.57 WIT.
 
Sedangkan untuk wilayah Jakarta, Gerhana Matahari Sebagian dimulai pukul 09.29 WIB dan puncaknya pada 10.45 WIB.
 
Johan menegaskan, Jika kita ingin mengamati gerhana matahari dengan aman, Kita harus menggunakan teleskop yang dilengkapi filter Matahari, atau bisa dengan menggunakan kacamata khusus gerhana Matahari, kamera DSLR lensa telephoto yang dilengkapi filter Matahari dan melalui kamera pinhole (lubang jarum). 
 
Kita tidak boleh melihat Matahari secara langsung tanpa menggunakan filter khusus Matahari.
 
Johan juga menuturkan bahwa, Gerhana Matahari dapat menjadi fenomena yang menarik bagi para peneliti di Indonesia untuk melakukan riset-riset terkait gerhana seperti pengamatan korona Matahari, pengukuran efek lensa gravitasi, pengaruh gerhana Matahari terhadap kondisi ionosfer dan atmosfer serta pengaruh gerhana Matahari terhadap perilaku mahluk hidup.
 
GMT 2023 juga dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat Indonesia khususnya anak-anak yang ingin mempelajari sains.***

Editor: Sugiharto

Sumber: BRIN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x