Sleep Paralysis: Ini 9 Cara Mencegah dan Mengobatinya

- 4 Maret 2022, 18:05 WIB
Ilustrasi tindihan atau sleep paralysis.
Ilustrasi tindihan atau sleep paralysis. /tangkapan layar youtube.com / Dokter 24

Portal Kudus - “Sleep paralysis” tidak dianggap berbahaya secara fisik, meskipun mungkin merupakan pengalaman yang sangat menyedihkan dan menakutkan.

“Sleep paralysis” dapat terjadi bersamaan dengan kondisi medis lain yang memiliki efek jangka panjang, seperti: hipertensi, kurang tidur (sleep deprivation), atau gangguan pernapasan saat tidur (obstructive sleep apnea).

Proses tubuh yang menyebabkan “sleep paralysis” atau kelumpuhan tidur hingga saat ini masih diselidiki.

Dikutip Portal Kudus dari media Psych Central, teori penelitian saat ini menunjukkan bahwa “sleep paralysis” yang merupakan gangguan tidur “rapid eye movement” (REM) mungkin disebabkan oleh perubahan struktural pada batang otak.

Teori tersebut berdasarkan jurnal penelitian yang dipublikasikan oleh NCBI (National Center for Biotechnology Information) Amerika Serikat pada 2018 dengan judul “Sleep Paralysis, a Medical Condition with a Diverse Cultural Interpretation”.

Baca Juga: Ronaldo Kwateh Diincar Tim Turki, Ini Profil Ronaldo Kwateh

Gejala kelumpuhan tidur terjadi sebagai akibat dari fungsi yang berbeda yang terjadi secara bersamaan.

Peneliti juga mengungkapkan bahwa halusinasi selama kelumpuhan tidur bisa disebabkan oleh karbon dioksida yang berlebihan dalam aliran darah dari pernapasan yang tidak teratur, dikombinasikan dengan keadaan hypervigilant atau paranoid.

Bagaimana cara mencegah dan mengobati “sleep paralysis”?

Halaman:

Editor: Ahmad Khakim

Sumber: psychcentral.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x