Portal Kudus - “Sleep paralysis” atau kelumpuhan tidur bisa menjadi pengalaman yang menakutkan bagi sebagian orang.
“Sleep paralysis” atau kelumpuhan tidur bisa terjadi pada siapa saja. Seseorang mungkin mengalaminya secara teratur, atau mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup.
Seseorang yang mengalami “sleep paralysis” akan merasa terjaga, tetapi tidak dapat menggerakkan tubuh sama sekali.
“Sleep paralysis” terjadi karena komunikasi antara otak dan tubuh mengalami gangguan sesaat ketika seseorang berada dalam masa transisi dari tertidur untuk terjaga.
Alih-alih hanyut dengan damai keluar dari tidur, “sleep paralysis” akan membuat pengidapnya merasakan tubuh yang lumpuh dan terkunci.
Dalam beberapa kasus, seseorang yang mengalami gangguan tidur ini mungkin merasa seolah-olah tidak sendirian.
Inilah yang dinamakan halusinasi hypnopompic yang sering terjadi saat seseorang berada dalam keadaan “sleep paralysis”.
Bagaimana seseorang bisa dikatakan mengalami “sleep paralysis”?