"Maka data Jateng lebih tinggi dari data pusat. Yang terjadi, setelah data itu diklarifikasi, biasanya dari pusat dimasukkan. Itulah yang kita sebut data injek. Jadi disuntikkan karena dulu belum. Itu yang terjadi sehingga kadang-kadang datanya seperti itu," tegasnya.
Selain data kasus COVID-19, Ganjar juga menyoroti data-data lainnya termasuk data kematian, penambahan kasus, kesembuhan, dan data vaksin di beberapa kabupaten/kota masih belum diinput dengan disiplin.
"Tadi di rapat ada kasus, ternyata vaksin di beberapa kabupaten/kota masih banyak. Di aplikasi Smile itu masih banyak, kok mereka bilang sudah habis. Jangan-jangan sudah disuntikkan tapi belum diinput, atau jangan-jangan belum disuntikkan sama sekali," ujarnya.
Penjabat Sekda Jateng Prasetyo Aribowo menambahkan, terjadi penurunan "case positifity rate" dari minggu ke minggu.
Baca Juga: Vaksinasi Tahap Ketiga Direncanakan Pemerintah Hanyan Untuk Tenaga Kesehatan
Pada minggu ke-29 lalu, "case positifity rate" Jateng sebanyak 38,18 persen dan turun pada minggu ke-30 ini menjadi 31,15 persen.
"Untuk BOR juga mengalami penurunan, BOR ICU saat ini sebesar 70,42 persen, turun dari minggu sebelumnya yang mencapai 76,02 persen. BOR isolasi juga menurun, dari 66,89 persen pada minggu ke-29, turun jadi 54,67 persen di minggu ke-30 ini," katanya.***
Artikel Ini Telah Tayang di Suara Merdeka dengan Judul Tren Covid-19 di Jateng Tunjukkan Penurunan, Ganjar Minta Jangan Lengah