Bagas Nur Ardianto dan Diah Kusuma Wardani, Siswa SMA PGRI Kayen Peraih Medali Perak

13 Juni 2022, 11:21 WIB
Sejumlah siswa SMA PGRI Kayen saat menunjukkan medali ISPO dan aplikasi TB Cleaner buatannya. /suaramerdeka-muria.com/Beni Dewa

Portal Kudus - Bagas Nur Ardianto dan Diah Kusuma Wardani, siswa SMA PGRI Kayen Pati meraih penghargaan di Kompetensi Sains Tingkat Internasional.

Dua siswa tersebut meraih medali perak yang bertuliskan Informatrix World Finals 2022.

Keberhasilan itu mereka raih berkat aplikasi Tuberculosis (TB) Cleaner.

Dilansir PortalKudus.com dari berita Suara Merdeka Muria berjudul Aplikasi TB Antarkan Siswa PGRI Kayen Raih Medali Internasional

Kedua siswa itu meraih medali perak dalam ajang Infomatrix world Finals 2022 yang digelar di Mexico pada Selasa, 7 Juni 2022 kemarin.

Baca Juga: Optimalkan BUMDes di Kradenan Blora, UIN Walisong Semarang Gelar Pelatihan

Kesempatan itu diraih Bagas Nur Ardianto bersama Diah Kusuma Wardani.

Sebelumnya mereka memang harus berjuang dalam kompetisi yang digelar sejak tanggal 3-7 Juni 2022.

Keberhasilan mereka sendiri diraih berkat aplikasi Tuberculosis (TB) Cleaner.

Yakni aplikasi berbasis android yang dirancang untuk mengoptimalkan penanganan TB Paru selama pandemi Covid-19 kemarin.

Baca Juga: Telah ditambal Sulam, Jalan Pamotan Rembang Kembali Rusak

Sebelumnya temuan itu juga sukses menyabet medali perak dalam ajang Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2022.

Keberhasilan itulah yang membuat mereka mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang Informatric yang akan digelar di Mexico.

“Ada tiga sekolah di Indonesia yang akan mewakili ke Informatric di Meksiko. Sementara total pesertanya sekitar 300an project dari 30 negara,” terang Diah Kusuma Wardani.

Baca Juga: Telah ditambal Sulam, Jalan Pamotan Rembang Kembali Rusak

Dia mengatakan, ide pembuatan aplikasi TB Cleaner itu muncul setelah mengamati masih maraknya penyakit TB di masyarakat.

Padahal sekarang ini kemajuan modernisasi begitu pesat

“Seringkali muncul kasus masyarakat yang tidak mau memeriksakan diri di faskes sehingga penyebarannya tidak terlihat. Padahal TB itu ada,” ujarnya.

Oleh karena itulah mereka kemudian membuat aplikasi yang memiliki fitur untuk melakukan screening, tracing dan pelacakan pasien baru.

Baca Juga: Siap Jelang Pemilu 2024, Bawaslu Kabupaten Jepara Buka Pendaftaran Pemantau Pemilu 2024

Hal itu tentunya begitu membantu para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya memberantas penyakit TB.

“Saat ini aplikasi itu sudah diterapkan di Puskesmas Kayen. Dan menurut keterangan para nakes mereka terbantu dengan aplikasi ini. Terlebih selain cukup memudahkan dalam proses screening maupun tracing, juga dilengkapi fitur googlemaps untuk melihat peta persebaran pasien TB,” imbuhnya.

Mereka mengaku membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan dalam pembuatan aplikasi tersebut.

Dalam pembuatannya mereka juga sempat terkendala pernah mengalami eror saat pengcodingan sehingga harus diujicoba berkali-kali.

Kepala SMA PGRI Kayen Surata mengaku bersyukur siswanya kembali meraihprestasi di tingkat internasional.

Penghargaan itu menambah koleksi medali di tingkat internasional yang telah diraih siswanya di tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: MOMOK HASYEM Artinya Apa? Berikut Arti dan Makna Momok Hasyem dalam Bahasa Sunda yang Populer di Media Sosial

“Apalagi mereka harus bersaing dengan banyak negara besar yang ada di Amerika, Asia, Eropa, Mexico, Belanda, Korea, hingga Malaysia,” jelasnya.

Pihaknya kini pun berupaya untuk terus mengembangkan aplikasi tersebut.

Bahkan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memasukkannya ke playstore sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat luas.

“Sebelumnya kami juga telah bekerjasama dengan Puskesmas Kayen. Hasilnya sangat bermanfaat untuk penderita TB maupun mempermudah tenaga kesehatan karena sangat sederhana. Kami cukupyakin bisa dimanfaatkan untuk puskesmas lain setidaknya di lingkup Pati dulu,” tandasnya.***

Editor: Kartika Kudus

Sumber: Suara Merdeka Muria

Tags

Terkini

Terpopuler