Profil Liliyana Natsir, Peraih Emas Olimpiade Rio 2016 Hingga BWF Hall Of Fame 2022

- 5 Juni 2023, 18:00 WIB
Profil Liliyana Natsir, Peraih Emas Olimpiade Rio 2016 Hingga BWF Hall Of Fame 2022
Profil Liliyana Natsir, Peraih Emas Olimpiade Rio 2016 Hingga BWF Hall Of Fame 2022 /Instagram @natsirliliyana/

 

Portal Kudus - Liliyana Natsir merupakan sosok ýang selalu menarik untuk dibahas lantaran ia adalah atlit bulu tangkis terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.
 
Artikel berikut akan menceritakan tentang perjalanan karir Liliyana Natsir menjadi atlit bulu tangkis, hingga Ia mampu meraih medali emas Rio 2016 dan mendapatkan penghargaan BWF Hall of Fame pada 2022.
 
Mantan pasangan Tontowi Ahmad ini menjadi pebulutangkis perempuan Indonesia kedua setelah Susi Susanti yang mendapat penghargaan BWF Hall of Fame pada juni tahun 2022.

 

BWF Hall of Fame merupakan penghargaan yang digelar sejak 1996 untuk pebulutangkis yang berprestasi serta memiliki pengaruh yang luar biasa bagi dunia. Lantas bagaimana awal perjalanan Liliyana Natsir hingga menjadi Pebulutangkis yang belum tergantikan hingga saat ini? Simak penjelasan berikut.
 
Nama Liliyana Natsir mulai menarik perhatian sejak ia berhasil menjadi juara dunia pada tahun 2005 bersama Nova Widianto. 
 
Pebulutangkis spesialis ganda campuran tersebut, lahir pada 9 September 1985 merupakan Anak bungsu dari pasangan Beno Natsir dan Olly Maramis.
 
Liliyana Natsir atau yang akrab disapa Cik butet sudah menunjukkan kecintaannya pada bulu tangkis sejak usia 9 tahun dan bergabung dengan PB Pisok di Manado. 
 
Kemudian pada tahun 1997 saat Liliyana baru berusia 12 tahun, ia hijrah ke Jakarta demi mengasah bakatnya dan bergabung dengan tim PB Tangkas.
 
Lima tahun kemudian, usaha dan bakatnya tidak disia-siakan oleh Indonesia. Karena pada 2002, Butet resmi bergabung ke Pelatnas PBSI.
 
Tahun 2004, Ia dipasangkan dengan Nova Widianto dan bersama Nova Widianto inilah, Butet langsung menjadi juara dunia pada tahun 2005.
 
Tiga tahun setelah menjadi juara dunia, Butet mempersembahkan medali perak Olimpiade Beijing 2008 bersama Nova Widianto.
 
Tidak hanya bermain di nomor ganda campuran, Butet juga bermain apik pada sektor ganda putri bersama Vita Marissa sejak tahun 2007.
 
Pada sektor ganda putri, butet bersama Vita Marissa juga berhasil menyabet gelar SEA Games 2007, China Masters Superseries 2007 dan Indonesia Open Superseries 2008.
 
Sepanjang kariernya Liliyana Natsir pernah dipasangkan dengan beberapa pasangan baik di sektor ganda putri maupun ganda campuran.
 
Butet pernah berpasangan dengan Eny Erlangga dan Vita Marissa di nomor Ganda Putri serta Devin Lahardi Fitriawan, Nova Widianto dan Tontowi Ahmad pada nomor ganda campuran.
 
Namun dari beberapa nama tersebut, Tontowi Ahmad menjadi pasangan yang paling berkesan, pasalnya selain sukses menyabet 3 gelar All England, 3 kali Juara Dunia.
 
Bersama Owi, sapaan Akrab Tontowi Ahmad, Butet suskes meng Upgrade medali olimpiadenya. Pasalnya mereka berhasil mempersembahkan satu-satunya medali emas bagi Indonesia dalam kompetisi olah raga tertinggi dunia yakni Olimpiade Rio 2016.
 
Hingga akhirnya Liliyana memutuskan untuk pensiun pada tahun 2019 di turnamen Indonesia Masters. 
 
Seperti yang diketahui, ajang tersebut menjadi turnamen terakhirnya sekaligus acara perpisahan bagi Liliyana Natsir.
 
Sepanjang karirnya ,wanita kelahiran Manado tersebut sukses mengoleksi 51 gelar internasional.
 
Liliyana sendiri menjadi pebulutangkis Indonesia kesepuluh yang mendapat penghargaan BWF Hall of Fame. 
 
Bahkan Butet berhasil menyamai prestasi para legenda bulu tangkis Indonesia, antara lain: Rudy Hartono, Dick Sudirman, Christian Hadinata, Liem Swie King, Susy Susanti, Tjun Tjun, Johan Wahjudi, Rexy Mainaky, dan Ricky Subagja.***

Editor: Sugiharto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x