Nama Kempot berasal dari Kelompok Pengamen Trotoar, band jalanan yang dibentuk Didi Kempot bersama teman-temannya pada usia 18 tahun.
Hingga pada akhirnya, Kempot menjadi nama belakang pria yang lahir dari keluarga entertainer ini.
Selama lebih dari dua dekade, penyanyi kelas dunia ini tampil di jalanan Surakarta dan Jakarta. Berawal dari mengamen untuk mencari nafkah, Didi Kempot menulis lebih dari 700 lagu sepanjang karirnya yang produktif. Pada tahun 2020, tepatnya 26 Februari 2023, ia menerima Billboard Indonesia Lifetime Achievement Award, yang kemudian muncul di Google Doodle di setiap tanggal tersebut.
Meskipun dia tidak punya uang, dia menulis dan membawakan beberapa lagunya yang paling terkenal. Beberapa diantaranya adalah "We Cen Yu", "Cidro" (Patah), "Moblong-Moblong" (Berlubang), dan "Podo Pintere" (Sama Pintar).
Didi Kempot kerap begadang untuk merekam lagu-lagunya di kaset kosong. Meski sebagian besar kaset yang dia kirim ke studio rekaman tidak berhasil, namun ia tidak pernah menyerah pada mimpinya.
Pada tahun 1989, Didi Kempot akhirnya mendapat terobosan besar menandatangani kontrak dengan label musik. Single hit pertamanya ‘Cidro’ menjadi sangat populer di Belanda dan Suriname. Hal itu pula yang membuka jalan bagi musik campursari untuk menembus pasar global.
Ketika Kempot melakukan perjalanan ke Belanda untuk tampil pada tahun 1993, dia terharu melihat para penggemar telah menghafal lirik lagunya. Dia melanjutkan untuk merilis sepuluh album lagi di Belanda dan Suriname.
Dalam beberapa tahun terakhir, musik campursari Kempot mengalami kebangkitan popularitas di kalangan generasi muda. Lagu-lagunya terus menyentuh hati orang-orang romantis yang putus asa di seluruh dunia.