Mitoni, Tradisi Adiluhung Leluhur Jawa

- 8 Februari 2022, 20:27 WIB
Atta Halilintar menyiram Aurel dengan air dari kendi tanah liat dalam upacara tradisi Mitoni atau upacara 7 bulan kehamilan.
Atta Halilintar menyiram Aurel dengan air dari kendi tanah liat dalam upacara tradisi Mitoni atau upacara 7 bulan kehamilan. /Foto : tangkapan layar YouTube RCTI - ENTERTAINMENT/

Portal Kudus - Dalam tradisi Jawa, seorang ibu yang sedang hamil, saat usia kehamilannya mencapai tujuh bulan, maka akan diadakan tradisi Mitoni. Tradisi mitoni ini sangat lazim diselenggarakan dalam masyarakat Jawa.

Tradisi mitoni memiliki nama lain yaitu tingkeban. Secara bahasa, mitoni berasal dari kata "pitu" yang berarti angka tujuh. Dalam arti lain, "pitu" juga berarti pitulungan atau pertolongan.

Dalam hal ini, tradisi mitoni memiliki tujuan agar sang Ibu yang sedang mengandung diberikan pertolongan oleh Tuhan akan kelancarannya dalam persalinan kelak.

Selain itu, dalam tradisi mitoni juga berisi pemanjatan doa kepada calon buah hati yang sedang di kandungan agar kelak menjadi anak yang berbakti.

Dalam tradisi mitoni terdapat serangkaian prosesi. Setiap prosesi yang dijalankan tentunya memiliki makna dan filosofinya.

Baca Juga: Contoh Materi Teks Pidato Khutbah dengan Topik Akhlakul Karimah

1. Siraman

Dalam prosesi siraman, Ibu yang sedang mengandung dan buah hati yang sedang dikandungnya tersebut disucikan secara lahir maupun batin. Prosesi siraman tersebut dilakukan oleh tujuh orang bapak dan ibu yang diteladani dari calon ibu dan calon ayah.

Ibu dan bapak yang dipilih pun akan menyiramkan air dengan menggunakan gayung dari batok kelapa. Urutan penyiraman dimulai dari saudara tertua di keluarga.

2. Brojolan

Halaman:

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x