Adi ‘Sinau Hurip’ Youtuber Inspiratif Kudus yang Telaten Rawat ODGJ, Ingin Bangun Panti Rehabilitasi

- 8 Januari 2021, 22:19 WIB
Adi sedang memberi makanan pada seorang ODGJ. Tangkap layar Youtube
Adi sedang memberi makanan pada seorang ODGJ. Tangkap layar Youtube /Sinau Hurip/@Sinau Hurip

Portal Kudus – Banyak orang mungkin lebih memilih untuk menghindar ketika bertemu dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di jalanan.

Tak hanya penampilan yang tidak nyaman dilihat, sebagian ODGJ kadang usil, bahkan suka mengganggu. Sehingga banyak orang lebih memilih menghindari mereka.

Akan tetapi, tidak begitu dengan Sukaryo Adi Putra, lelaki asal Singocandi, Kudus.

Baca Juga: Pemkab Kudus Dorong Budidaya Porang, Hartopo: Kalau Ada Kendala Laporkan, Kami Siap Bantu

Melalui channel Youtubenya yang bernama @Sinau Hurip, Adi memperlihatkan kepeduliannya kepada ODGJ.

Bersama istrinya, Heny Mustika, Adi menemui para ODGJ yang telantar di jalanan di sekitar wilayah Kudus, Pati, Jepara, dan Rembang.

Melalui channel Youtube yang sudah mendapatkan 349 ribu subscriber tersebut, kita akan melihat bagaimana kesabaran dan ketelatenan Adi dan istrinya dalam berkomunikasi dengan ODGJ.  

Selain mengajak komunikasi, Adi dan istrinya juga kerap merawat ODGJ yang ditemui. Seperti memberi makanan, memotong rambut dan kuku, bahkan sampai memandikan.

 

Adi dan Heny membantu ODGJ memotong rambut/Tangkap Layar Youtube
Adi dan Heny membantu ODGJ memotong rambut/Tangkap Layar Youtube Sinau Hurip

Adi mengaku, mulai membuat konten Youtube tentang ODGJ sejak bulan Oktober 2019. Niatnya adalah untuk bisa membantu ODGJ kembali ke rumahnya.

“Terdorong keinginan untuk membantu menemukan ODGJ jalanan dengan keluarganya,” kata Adi, ketika dihubungi Portal Kudus melalui pesan WhatsApp.

Oleh karena itulah, selain mengajak komunikasi dan merawat ODGJ, Adi dan Heny juga berusaha mempertemukan ODGJ dengan keluarga mereka.

“Kita antarkan atau dijemput jika keluarga sudah terkonfirmasi dan diinginkan pulang,” tulis Adi.

Baca Juga: Serahkan Sertifikat Tanah Program PTSL, Plt. Kabupaten Kudus Beri Apresiasi Pihak BPN

Kebanyakan, ODGJ yang ditemui di Kudus, Pati, Jepara, dan Rembang sebenarnya berasal dari luar daerah, bahkan ada yang dari luar Provinsi.

Adi menyebutkan, ada ODGJ yang berasal dari Pekalongan, Pemalang, Tegal, Solo, Subang, Cirebon, Indramayu, Tangerang, Bandung, Nganjuk, Gresik, Purbalingga, hingga Ponorogo.

Berkomunikasi dengan hati

Mengajak ODGJ berkomunikasi tentu bukan hal yang mudah. Tak jarang mereka bersikap agresif dan tidak mau didekati.

Ketika berkomunikasi dengan ODGJ yang agresif, Adi mengaku tidak ada cara atau trik khusus yang digunakan.

Adi yakin jika kita datang dengan kepedulian dan perhatian yang tulus, pasti ODGJ pada akhirnya akan bisa diajak berkomunikasi.   

“Tidak ada trik khusus. Tapi jika agresif banget dia kita tundukkan secara psikologis dulu. Tapi intinya kami datang dengan cinta. Dan kami fleksibel,” kata Andi.

Baca Juga: Pemkab Kudus Merima Bantuan 1000 Masker dari Wuling Motor

Telah banyak pengalaman, cerita, dan kesan yang didapatkan Adi dan istrinya selama berinteraksi dan merawat para ODGJ.

Adi bercerita, salah satu yang paling mengharukan adalah saat mengantarkan seorang ODGJ sampai ke Ponorogo untuk kembali ke keluarganya.

Sebelumnya, Adi telah melakukan kunjungan berkala untuk merawat ODGJ yang ia temui pertama kali di Tayu Pati tersebut.

Sampai akhirnya, ODGJ tersebut mau diajak pulang dan kembali ke keluarganya.

“Pas kita antarkan semua keluarganya menangis semua,” tulis Andi.

Tak hanya senang karena mau kembali ke keluarganya, yang membuat Adi tambah terharu adalah ketika melihat perkembangan yang positif dari ODGJ tersebut.

“Dulu kotor dan gimbal tidur di jalan. Sekarang bersih, salat bisa bersih-bersih rumah,” jelas Adi.

Baca Juga: Ini 5 Pesan di Balik Youtube Rewind Indonesia 2020, Inspiratif dan Mengesankan

Harapan mulia

Berkomunikasi, memberi perhatian, dan merawat ODGJ adalah cara Adi menghargai orang-orang yang selama ini di masyarakat sering dipandang sebelah mata tersebut.

Adi memandang, ODJG adalah manusia sama seperti kita semua, jadi tidak harus dijauhi.

Sebaiknya, kita memberi perhatian dan kepedulian kepada mereka dengan cara apa pun yang bisa kita lakukan.

“Memberi makan dan minum serta mau membersihkan mereka adalah hal kecil yang bisa kita lakukan pada mereka,” kata Adi.

Menurut keterangan Adi, sementara-saat artikel ini ditulis pada tanggal 8 Januari 2021—sudah ada 39 ODGJ yang berhasil dipertemukan dengan keluarganya.

Adi mengaku, ia dan istrinya memiliki ketertarikan dengan psikologi dan hipnoterapi dan ingin menggunakannya untuk membantu ODGJ.

Ke depan, Adi ingin terus memberi perhatian dan dedikasi kepada ODGJ. Ia bahkan memiliki harapan besar dan mulia untuk bisa membantu kalangan ODGJ tersebut.

“Kami ingin bisa membangun rumah singgah minimal. Atau maksimal panti rehab untuk para ODGJ,” ungkapnya.***

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah