يطَّلِعُ اللهُ إلى جَمِيْعِ خَلقِه ليلةِ النِّصفِ مِن شعبانَ فيغفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِه إلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشاحِنٍ
Artinya: “Allah memandang semua makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya‘ban kemudian mengampuni dosa mereka kecuali dosa musyrik dan dosa kemunafikan yang menyebabkan perpecahan.” (HR Imam At-Thabrani dan Ibnu Hibban dari Mu‘adz bin Jabal).
Baca Juga: Istimewa, Allah Tak Merahasiakan Malam Nisfu Syaban, Ini Sebabnya
Dari hadits tersebut disebutkan bahwa Allah SWT menganjurkan umatNya untuk melakukan AMalan sunnah seperti shalat dan memperbanyak doa. Dalam hadits tersebut juga disebutkan ada dosa yang tidak diampuni, yaitu perbuatan musyrik (menyekutukan Allah) dan perbuatan munafik yang menyebabkan perpecahan.
Hadits tersebut masih dapat diamalkan meski tergolong dalam hadits dha’if (lemah), karena terkait dengan fadhâilul a’mâl. Kedhaifannya juga tidak terlalu parah. Hal ini merupakan pendapat mayoritas ulama hadits, seperti yang telah disebutkan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Taqrîb-nya.
Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, dosa-dosa yang tergolong sebagai dosa besar juga tidak akan diampuni pada malam-malam pengampunan dosa seperti di malam Nisfu Sya‘ban dan juga malam-malam pengampunan yang lain.
Penegasan akan dosa yang tidak diampuni ini juga tertuang dalam hadits riwayat Bukhari, Tirmidzi, dan An-Nasa’i dari Ibnu Mas‘ud yang artinya:
Baca Juga: PANDUAN Niat dan Tata Cara Sholat Malam Nisfu Sya'ban 1444 H Lengkap Tulisan Arab Sampai Terjemahan