Inilah Sejarah Perayaan Maulid Nabi yang Selalu Dilakukan Setiap 12 Rabiul Awal

- 30 September 2022, 18:06 WIB
Inilah Sejarah Perayaan Maulid Nabi yang Selalu Dilakukan Setiap 12 Rabiul Awal
Inilah Sejarah Perayaan Maulid Nabi yang Selalu Dilakukan Setiap 12 Rabiul Awal /Twitter/@santriDesign

Portal Kudus – memasuki bukan Rabiul awal, tidak lengkap rasanya tanpa membahas maulid nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam.



Bulan Rabiul awal merupakan bulan ketiga dalam penanggalan kalender Hijriyah. Bulan Rabiul awal juga dianggap sebagai salah satu bulan yang istimewa karena merupakan bulan lahirnya nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam.

Tepatnya, nabi Muhammad Shallalahu alaihi wasalam lahir pada 12 Rabiul awal 570 Masehi, atau yang lebih dikenal sebagai tahun gajah.

Baca Juga: Berikut Ini Dalil Al-Qur’an dan Hadist Tentang Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Jauh setelah wafatnya nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, banyak umat Islam yang mulai memperingati hari kelahiran sang Rasulullah yang kemudian dikenal dengan perayaan maulid nabi.

Meski cukup banyak kalangan umat Islam yang merayakan maulid nabi, namun, tak sedikit pula yang beranggapan bahwa perayaan tersebut adalah bid’ah dan seharusnya tidak dilaksanakan.

Lantas bagaimana mulanya, hingga perayaan maulid nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam bisa terus bertahan sampai sekarang? Berikut ini adalah sejarah awal perayaan maulid nabi yang selalu diperingati setiap 12 Rabiul awal.

Baca Juga: Kumpulan Bacaan Sholawat Lengkap Untuk Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H

Sejarah perayaan maulid nabi Muhammad SAW
Pelopor perayaan maulid nabi
Perayaan maulid nabi tidak pernah dilakukan saat masa para sahabat, tabi’in, tabi’t tabi’in, hingga pada masa empat imam mazhab. Lantas dari mana asalnya perayaan terhadap maulid nabi ini?.

Banyak yang beranggapan bahwa, perayaan maulid nabi dimulai pada masa pemerintahan Shalahudin Al-Ayubi. Kala itu, Shalahudin Al-Ayubi menganjurkan kepada setiap orang untuk memperingati hari lahir nabi Muhammad SAW untuk meningkatkan semangat berjihad.

Meskipun demikian, masih banyak pihak yang beranggapan bahwa Shalahudin Al-Ayubi bukanlah pelopor dari perayaan maulid nabi. Hal ini karena banyak pihak yang menyatakan bahwa tidak ada catatan sejarah mengenai hal tersebut.

Baca Juga: 10 Soal dan Jawaban Pretest PPG Dalam Jabatan Kompetensi Profesional Bidang Studi Ekonomi

Menurut beberapa ahli sejarah Islam yang lain, perayaan maulid nabi justru dilakukan pada masa dinasti Ubadiyun yang kemudian juga lebih dikenal sebagai dinasti Fatimiyah.

Menurut seorang tokoh sejarah Islam, pada masa dinasti Fatimiyah sering kali diadakan berbagai macam perayaan, mulai dari tahun baru, hari asyuro, hari pertama bulan rajab, dan masih banyak lagi, termasuk prayaan maulid nabi Muhammad SAW.

Perayaan maulid nabi oleh Khalifah Al Mu’iz Li Dinillah
Khalifah Al Mu’iz LI Dinillah, merupakan seorang khalifahya yang berasal dari dinasti Fatimiyah.

Baca Juga: Doa Awal Bulan Rabiul Awal dan Kumpulan Sholawat Untuk Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW

Pada masa kekhalifahannya, perayaan maulid nabi mulai dilakukan. Setelah masa jabatannya, perayaan tersebut kemudian dilarang oleh Al-Afdhal bin Amir al-Juyusy dan kembali marak pada masa Amir li Ahkamillah pada 524 H.

Perayaan maulid nabi oleh Raja Al-Mudhaffar
Setelah masa kekhalifahan, orang yang pertama kali diketahui merayakan maulid nabi adalah Raja Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin

Pada masa pemerintahannya, maulid nabi dirayakan dengan sangat meriah. Bahkan sebagian orang percaya bahwa lebih dari 300 ribu dinar dikeluarkan untuk bersedekah oleh sang raja dalam peringatan maulid nabi tersebut.

Baca Juga: Dana kekayaan kedaulatan Indonesia menarik $20 miliar dalam investasi bersama

Namun, hal ini tentu saja dilakukan dengan tujuan untuk menbangun semangat dan juga meningkatkan kecintaan kepada nabi Muhammad SAW.***

 

Editor: Sugiharto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x