Mengenal Sejarah Al Barjanzi, Siapa Pengarangnya?

- 26 September 2022, 13:12 WIB
Ilustrasi Mengenal Sejarah Al Barjanzi, Siapa Pengarangnya?
Ilustrasi Mengenal Sejarah Al Barjanzi, Siapa Pengarangnya? /Tima Miroshnichenko/pexels.com

Portal Kudus - Kecintaan kepada Rasulullah bisa ditunjukkan dari pembacaan Al Barjanzi. Istilah orang Jawa menyebutnya dengan sebutan berjanzen. Alasan ini bisa diterima karena kitab yang dibaca namanya maulid Al Barjanzi.

Namun, sudahkah pada tahu siapa pengarang dan asal mula Al Barjanzi ini dimulai? Setelah mengetahui sejarah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW penting juga tahu sejarah Al Barjanzi.

Sejarah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai dari khalifah Mudhaffar Abu Said yang dilakukan besar-besaran. Namun, sebelum itu perayaan Maulid pertama kali diadakan oleh Sultan Salahuddin pada 580 H.

Baca Juga: Kisah Sang Rosul oleh Habib Syech Abdul Qadir Assegaf, Bagaimana Liriknya?

Kegiatan perayaan ini diisi dengan mengadakan sayembara penulisan Riwayat Nabi dan pujian-pujian yang ditulis seindah-indahnya. Maka, semua ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti sayembara itu.

Terpilihlah suatu karya yang sekarang masih dimanfaatkan umat islam. Bahkan menjadi kitab rujukan ketika diadakan Maulid Nabi muhammad SAW. Karya tersebut dikarang oleh Syaikh Ja'far Al Barjanzi.

Adanya kitab Al Barjanzi umat islam semakin tahu kisah perjalanan hidup Rasulullah. Mulai dari lahir hingga wafat. Maka tidak ada alasan untuk tidak melakukan perayaan Maulid.

Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam beberapa waktu setelah Nabi Muhammad wafat.

Baca Juga: Contoh Susunan Acara untuk MC Maulid Nabi Muhammad SAW

Peringatan tersebut bagi umat muslim adalah penghormatan dan pengingat kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad dengan
berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual dan keagamaan.

Esensinya ada pada manfaat dan bukti suka cita menyambut kelahiran manusia terbaik sepanjang masa.

Di musala dan masjid bahkan majelis shalawat lainnya al Barjanzi bisa menjadi salah satu kitab untuk dibaca para hadirin. Ikut hormat atas bulan kelahiran dan berharap kebaikan.

Suka cita dan merasa bersyukur akan kehadiran seorang yang dijuluki khoiril anam atau sebaik-baiknya manusia. Gema shalawat yang menyebar di seantero negeri menjadi pertanda untuk menggapai syafaat Nabi.***

Editor: Ahmad Khakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah