Penjelasan tentang Rebo Wekasan Menurut Buya Yahya, Termasuk Sunnah?

- 20 September 2022, 16:33 WIB
Penjelasan tentang Rebo Wekasan Menurut Buya Yahya, Termasuk Sunnah?
Penjelasan tentang Rebo Wekasan Menurut Buya Yahya, Termasuk Sunnah? /pexels.com

Portal Kudus - Bulan shafar memiliki keistimewaan karena di dalamnya terdapat hari rabu terakhir yang disebut Rebo wekasan. Di percaya bahwa hari tersebut adanya bala' atau bencana yang banyak.

Terlepas dari benar dan tidaknya, menurut KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang sering akrab disapa Buya Yahya selaku Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah menyebutkan jika hari bencana adalah hari orang ketika bermaksiat. Sementara hari hari yang lain adalah baik.

Namun, memori sudah melekat jika di bulan kedua tahun Hijriyah terdapat hari yang disebut Rebo Wekasan. Hal ini berdasarkan ilham dari salafus sholih atau orang terdahulu yang saleh. Menurutnya, orang shaleh diberikan ilham jika hari tersebut diturunkan penyakit maka memintalah perlindungan dari Allah.

Baca Juga: Sifat dan Karakter Nama Handoko Sekaligus Arti Nama dalam Bahasa Indonesia, Penasaran Bagaimana Karakternya?

Dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, pada 20 September 2022 bahwasanya Rebo Wekasan merupakan cerita dari minas as shoolihin atau orang saleh bahwa di bulan ini akan diturunkan bencana. Namun, hal tersebut bukan berdasarkan dawuh Rasulullah SAW.

Lalu bagaimana dengan mempercayai Rebo Wekasan jika tidak termasuk Sunnah? Diketahui bahwa Sunnah merupakan segala ucapan, perbuatan, ketetapan yang disandarkan kepada Rasulullah baik sebelum diangkat dan sesudah diangkat menjadi rasul.

Buya Yahya menjawab atas persoalan Rebo Wekasan yang tidak termasuk Sunnah apakah masih boleh untuk dipercayai? Beliau menjawab dalam keterangan ilham. Rebo Wekasan bisa dilihat dari sudut pandang ilham. Ilham sendiri merupakan sesuatu yang diceritakan oleh wali atau orang shaleh terhadap suatu kejadian.

Baca Juga: KUMPULAN Soal UTS PLBJ Kelas 5 SD Semester 1 dan Kunci Jawaban Kurikulum 2013 Tahun 2022 Guna Bahan Ajar

Maka hukumnya boleh untuk dipercayai. Selama tidak bertentangan dengan ajaran dan tuntutan syari'at islam. Pemisalan ada pada jika kita meyakini apa yang diceritakan guru terhadap suatu hal maka kita boleh mengikutinya.

"Di gunung sana terdapat 60 harimau," kata Buya Yahya untuk memberikan contoh ilham. Bahwa yang mengatakan tadi adalah orang saleh dan bagi siapapun yang mendengarnya boleh percaya dan tidak. Alasannya dikatakan oleh orang saleh dan tidak bertentangan dengan syariat islam.

Berbeda halnya jika ada seorang saleh mengatakan bahwa besok kita bisa minum khamr. Maka tidak bisa diikuti karena bertentangan dengan syar'iat islam.

Baca Juga: Sholat Lidafil Bala Rebo Wekasan, Berikut Bacaan Niat Sholat Tolak Bala Lengkap Beserta Keutamaannya

Seperti halnya jika ada orang mengatakan hari ini ada musibah. Apabila orang lain mempercayainya tidak ada masalah karena berlandaskan pada apa yang diucapkan orang saleh.

Buya Yahya memberikan perumpamaan apabila bermimpi buruk maka yang dilakukan adalah meludah tiga kali tanpa keluar airnya lalu meminta perlindungan dari kejelekan apa yang dilihat. Apalagi jika dari kejelakan yang dilihat wali Allah maka boleh untuk meminta perlindungan kepada Allah dari musibah yang akan menimpa.

Ilham inilah yang disandarkan pada wali atau orang-orang saleh. Sehingga ilham tidak bisa dijadikan hujjah atau pendapat terhadap suatu hukum. Berbeda jika ada tuntunan dari Al Quran Hadis dan hujjah lainnya.

Maka bisa diambil kesimpulan bahwasanya Rebo Wekasan menurut Buya Yahya bukanlah Sunnah yang bisa dijadikan hujjah tetapi bisa diikuti karena termasuk ilham orang saleh yang tidak bertentangan dengan syariat islam.***

 

Editor: Ahmad Khakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x