Mengutip keterangan di laman jatim.nu.or.id, asal-usul tradisi Rabu Wekasan bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (W.1151 H) dalam kitab Fathul Malik al-Majid al-Mu-Allaf li Naf'il 'Abid wa Qam'i Kulli Jabbar 'Anid (biasa disebut Mujarrabat ad-Dairabi).
Selain itu, anjuran tersebut juga terdapat pada kitab al-Jawahir al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin al-'Atthar (W. 970 H), Hasyiyah as-Sittin, dan sebagainya.
Bacaan niat Sholat Rabu Wekasan
اُصَلِّي سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلاَءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal lidaf’il balaa rokatainii lillaahi ta’ala
Artinya : Aku berniat shalat menghilangkan bala dua raka’at sunnat karena Allah SWT
Shalat Rabu Wekasan biasanya dilaksanakan sebanyak 4 rakaat 2 kali salam.
Masih mengutip dari laman jatim.nu.or.id, bahwa menurut Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, KH Muhammad Djamaluddin Ahmad pada Senin (5/11/2018) shalat Rabu Wekasan diniati dengan shalat mutlak.
Tata caranya, jelas KH Muhammad Djamaluddin Ahmad, pada setiap rakaat dalam shalat tersebut membaca al-Fatihah sekali, surat al-Kautsar sebanyak 17 kali, surat al-Ikhlas lima kali, al-Falaq sekali dan an-Nas sekali.
Kemudian, setelah salam dilanjutkan dengan membaca doa. Shalat Rabu Wekasan tidak berjamaah, namun dilakukan bersama-sama di lokasi yang sama pula.
Kapan waktu pelaksanaan shalat Rebo Wekasan?