ARTI WAKAF dalam Bahasa Indonesia, Berikut Arti dan Makna Wakaf Lengkap Dengan Tujuan, Rukun dan Syarat Wakaf

- 2 Juni 2022, 11:17 WIB
ARTI WAKAF dalam Bahasa Indonesia, Berikut Arti dan Makna Wakaf Lengkap Dengan Tujuan, Rukun dan Syarat Wakaf
ARTI WAKAF dalam Bahasa Indonesia, Berikut Arti dan Makna Wakaf Lengkap Dengan Tujuan, Rukun dan Syarat Wakaf /Pexels/Ahsanjaya

Portal Kudus- Simak penjelasan mengenai arti wakaf dalam bahasa Indonesia, berikut arti dan makna wakaf lengkap dengan tujuan, rukun dan syarat wakaf.

Wakaf merupakan bentuk ibadah yang akan mengalir terus pahalanya meskipun orang yang wakaf sudah meninggal.

Dalam transaksi wakaf, pihak donatur tidak diperbolehkan mensyaratkan bunga atau imbalan di dalamnya.

Baca Juga: 40 SOAL PAT PAS Bahasa Inggris Kelas 8 Semester 2 dan Kunci Jawaban K13 Tahun 2022

Banyak warganet yang penasaran dengan arti dan makna wakaf, artikel ini akan mengulas lengkap arti dan makna wakaf.

Berikut merupakan arti dan makna wakaf yang telah di rangkum Tim Portal Kudus dari berbagai sumber:

Wakaf adalah kata dari bahasa Arab “Waqf” berarti menahan diri. Sedangkan menurut fiqih Islam, wakaf merupakan hak pribadi dipindah menjadi kepemilikan secara umum atau lembaga agar manfaatnya mampu dinikmati masyarakat.

Baca Juga: CONTOH SOAL UKK IPA Kelas 5 Semester 2 Beserta Jawabannya, Latihan Soal UKK IPA Kelas 5 Pilihan Ganda Essay

Jadi pengertian wakaf adalah pemberian suatu harta dari milik pribadi menjadi kepentingan bersama, sehingga kegunaannya mampu dirasakan oleh masyarakat luas tanpa mengurangi nilai harta tersebut.

Tujuan dari wakaf adalah sama seperti bersedekah, yakni mencari pahala sebanyak-banyaknya. Namun bedanya dengan sedekah, manfaat wakaf dirasakan oleh banyak orang sehingga pahalanya senantiasa mengalir, meskipun pemberi wakaf (wakif) telah meninggal.

Rukun Wakaf

Rukun Wakaf Ada empat rukun yang mesti dipenuhi dalam berwakaf. Pertama, orang yang berwakaf (al-waqif). Kedua, benda yang diwakafkan (al-mauquf). Ketiga, orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi). Keempat, lafadz atau ikrar wakaf (sighah).

Syarat-Syarat Wakaf

1. Syarat-syarat orang yang berwakaf (al-waqif)Syarat-syarat al-waqif ada empat, pertama orang yang berwakaf ini mestilah memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki.

Baca Juga: 40 Soal UKK Seni Budaya Kelas 7 Semester 2 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal UKK Seni Budaya Kelas 7 Tahun 2022

Kedua dia mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk. Ketiga dia mestilah baligh. Dan keempat dia mestilah orang yang mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya.

2. Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf)Harta yang diwakafkan itu tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh ah; pertama barang yang diwakafkan itu mestilah barang yang berharga Kedua, harta yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya.

Jadi apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah. Ketiga, harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (wakif). Keempat, harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan) atau disebut juga dengan istilah (ghaira shai’).

Baca Juga: 40 Soal UKK Seni Budaya Kelas 7 Semester 2 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal UKK Seni Budaya Kelas 7 Tahun 2022

3. Syarat-syarat orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaih) Dari segi klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam, pertama tertentu (mu’ayyan) dan tidak tertentu (ghaira mu’ayyan).

Yang dimasudkan dengan tertentu ialah, jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah seorang, dua orang atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak boleh dirubah.

Sedangkan yang tidak tentu maksudnya tempat berwakaf itu tidak ditentukan secara terperinci, umpamanya seseorang sesorang untuk orang fakir, miskin, tempat ibadah, dll. Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tertentu ini (al-mawquf mu’ayyan) bahwa ia mestilah orang yang boleh untuk memiliki harta (ahlan li al-tamlik), Maka orang muslim, merdeka dan kafir zimmi yang memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf.

Adapun orang bodoh, hamba sahaya, dan orang gila tidak sah menerima wakaf. Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghaira mu’ayyan; pertama ialah bahwa yang akan menerima wakaf itu mestilah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan untuk kepentingan Islam saja.

Baca Juga: CONTOH SOAL UKK IPA Kelas 5 Semester 2 Beserta Jawabannya, Latihan Soal UKK IPA Kelas 5 Pilihan Ganda Essay

4. Syarat-syarat Shigah Berkaitan dengan isi ucapan (sighah) perlu ada beberapa syarat. Pertama, ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan kekalnya (ta’bid). Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu.

Kedua, ucapan itu dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau digantungkan kepada syarat tertentu. Ketiga, ucapan itu bersifat pasti. Keempat, ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan. Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf adalah sah.

Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik pemilikan harta itu telah berpindah kepada Allah dan penguasaan harta tersebut adalah orang yang menerima wakaf secara umum ia dianggap pemiliknya tapi bersifat ghaira tammah.

Itulah penjelasan mengenai arti wakaf dalam bahasa Indonesia, berikut arti dan makna wakaf lengkap dengan tujuan, rukun dan syarat wakaf.***

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah