Allah perintahkan mereka untuk melakukan kebaikan, dan dengan itu mereka akan memperoleh keberuntungan di akhirat. Allah ta’ala telah menjadikan bagi hamba-hamba yang beriman pintu-pintu kebaikan yang banyak sebagai rahmat Allah terhadap mereka.
Allah juga menjadikan ada waktu-waktu yang diberkahi agar di waktu-waktu tersebut seorang Muslim mencari bekal untuk akhiratnya.
Surat al-Hajj ayat 77 di atas adalah dalil umum bahwa kita dianjurkan untuk melakukan berbagai kebaikan kapan pun dan di mana pun termasuk pada malam Nisfu Sya’ban.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه فِي السُّنَنِ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي شُعَبِ الْإِيْمَانِ)
Maknanya: “Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya” (HR Ibnu Majah dalam as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman)
Yakni bangunlah di sebagian besar malam itu dan isilah dengan shalat, baca surat Yasin atau surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an, dzikir, doa dan kebaikan-kebaikan yang lain.