Khutbah Jumat NU: 'Meneladani Sikap Nabi Terhadap Wabah'. Khutbah Bertemakan Virus Covid-19

- 25 November 2021, 17:11 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat
Ilustrasi Khutbah Jumat /Pixabay/

Sebagaimana ujian sekolah, ia diciptakan agar siswa semakin giat belajar dan bersiap menyongsong kenaikan kelas.

Begitu juga dengan musibah, ia diciptakan untuk menguji hamba untuk "naik kelas" sebagai mukmin sejati.

Kedua, tentang sikap yang dianjurkan Rasulullah dalam merespons wabah.

Dalam hadits yang disebut tadi, Rasulullah menyebut dua sikap positif, yakni (1) mengisolasi diri sementara dan (2) sabar dalam kesadaran penuh bahwa Allah penentu segala sesuatu.

Jika dua sikap ini diterapkan maka ganjaran yang diperoleh setara dengan ganjaran orang mati syahid.

Jika dicermati, sikap pertama yang disarankan Rasulullah dalam hadits itu tak lain adalah dorongan untuk senantiasa berikhtiar.

Beliau secara terang-terangan menyuruh para sahabat untuk menahan diri di daerah setempat, yang berarti pula melarang mereka memasuki zona penularan penyakit.

Anjuran karantina diri saat wabah juga tercantum dalam hadits lain:

فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ ، فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا ، فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ وقَالَ أَبُو النَّضْرِ : لَا يُخْرِجُكُمْ إِلَّا فِرَارٌ مِنْهُ

Artinya: "Jika kalian mendengar ada wabah tha’un di suatu negeri, janganlah kalian memasuki negeri tersebut.

Halaman:

Editor: Sugiharto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x