Wafatnya Ulama dan Banyak Bencana: Benarkah Kiamat Sudah Dekat?

- 15 Januari 2021, 01:21 WIB
Syekh Ali Jaber Wafat.
Syekh Ali Jaber Wafat. /Instagram/@syeh.alijaber/

Portal Kudus - Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kita hidup di akhir zaman. Berbagai peristiwa telah menandakan bahwa bumi semakin tua. Cuaca semakin tidak menentu dan sangat sulit diprediksi. Berbagai bencana, seperti gempa bumi, gunung meletus, badai, dan banjir kerap terjadi di berbagai penjuru dunia.

Memang benar, meskipun kiamat adalah sebuah rahasia besar, tapi Allah selalu memberikan isyarat atau tanda kepada umat manusia bahwa kiamat semakin mendekat. Butuh kepekaan hati untuk bisa membaca tanda-tanda tersebut.

Ibnu ‘Abbas, sebagaimana dikutip oleh Ibn Katsir dalam tafsirnya (4/406), berkata: “Maksud dari firman Allah: ‘lalu Kami kurangi bumi itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya’, maksudnya adalah hancurnya bumi, dan hancurnya bumi dengan wafatnya para ulama, fuqaha (para ahli fikih) dan orang-orang shaleh di dalamnya”.

Seperti halnya kemarin, kita baru saja kehilangan sosok ulama sekaligus guru yang teladan berdakwah di jalan Allah, Syekh Ali Jaber (semoga Alah menyayanginya) yang wafat di RS Yarsi Cempaka Putih Jakarta pada Kamis, 14 Januari 2021.

Baca Juga: Wafat dengan Wajah Bersinar dan Tersenyum, Berikut Profil Syekh Ali Jaber Lengkap

Selain itu, pada awal tahun 2021 Indonesia juga kehilangan Habib kharismatik dari Jawa Tengah, Al-Habib Ja'far bin Muhammad Al-Kaff yang wafat di kediamannya di Samarinda, Kalimantan Timur. Sebelumnya empat ulama kharismatik lebih dulu berpulang pada Kamis, 3 Januari 2021 yaitu: Al-Habib Thohir bin Abdullah Alkaff (Pengasuh Ponpes Darul Hijrah Tegal, Jawa Tengah); KH Qohwatul Adib Munawar (Pesantren Langitan, Jawa Timur); KH Faiq Robayan (Jepara, Jawa Tengah); dan Al-Habib Umar Bin Aqil Bin Yahya (Gresik, Jawa Timur).

Wafatnya para ulama dijadikan indikasi bahwa pertanda Kiamat semakin dekat. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ الله لا يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعَاً يَنْتَزِعُهُ من العِبادِ ولَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ حتَّى إذا لَمْ يُبْقِ عَالِمٌ اتَّخَذَ الناس رؤسَاً جُهَّالاً ، فَسُئِلوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا-البخاري

"Sesungguhnya Allah SWT tidak menggengam ilmu dengan sekali pencabutan, mencabutnya dari para hamba-Nya. Namun Dia menggengam ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga, jika tidak disisakan seorang ulama, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. Maka mereka tersesat dan menyesatkan." (HR Al-Bukhari)

 

Permisalan ulama di muka bumi seperti bintang yang ada di langit. Bintang dapat memberi petunjuk kepada orang yang berada di gelap malam, di daratan maupun di lautan. Jika bintang tak muncul, manusia tak mendapatkan petunjuk. Demikian sabda Nabi Muhammad SAW dalam satu hadisnya yang diriwayatkan Imam Ahmad.

Ketika ulama yang haq banyak wafat, ini pertanda Allah mencabut berkah ilmu. Tersisalah ulama simbolik yang tidak faqih. Ketika dimintai fatwa mereka berfatwa atas hawa nafsu.

"Satu orang pejabat meninggal dunia, selang beberapa hari sudah ada penggantinya. Tapi, satu orang ulama wafat, beberapa puluh tahun belum tentu ada penggantinya," kata Ustaz Miftah yang juga pakar ilmu linguistik Arab itu.

Al-Qur'an juga menegaskan bahwa: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Al-Mujadilah Ayat 11)Baca Juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis, Cukup Klik pedulilindungi.id/cek-nik

Selain wafatnya ulama, banyaknya peristiwa gempa bumi, musibah, dan bencana alam termasuk tanda-tanda Kiamat. Saat ini kita dapat saksikan sendiri banyaknya bencana terjadi seperti gempa, banjir, tanah longsor, gunung meletus, bahkan kekeringan. Hal ini sebagaimana ditegaskan Rasulullah dalam satu hadisnya: "Tidak akan tiba hari kiamat hingga banyak terjadi gempa bumi". (HR Al-Bukhari)

Ustad Miftah mengatakan, banyaknya musibah banjir dan bahkan daerah yang tidak pernah terkena banjir pun mengalami banjir. Apa sebabnya? Sebabnya adalah karena majelis taklim, majelis zikir dan shalawat banyak yang tutup.

Hendaknya apa yang kita lihat hari ini dapat kita jadikan iktibar bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم sejak 14 abad lalu benar-benar terjadi-saat ini-. Karena itu, sebelumnya datangnya kematian mari kita kuatkan akidah, perbanyak amal saleh dan tingkatkan keimanan.

Editor: Ulul Uliyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah