Jadi Solusi Inovatif bagi Nelayan, Pemkab Rembang Dorong Pemanfaatan Kalender Bahari Nusantara

26 April 2024, 09:48 WIB
Kalender Bahari Nusantara /foto: rembangkab.go.id/

Portal Kudus - Pernah mendengar tentang Kalender Bahari Nusantara? Apa itu Kalender Bahari Nusantara?

Kalender Bahari Nusantara adalah kalender yang diciptakan oleh Warga Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Rembang.

Pemerintah Kabupaten Pemkab Rembang mendorong pemanfaatan Kalender Bahari Nusantara ini. 

Baca Juga: Terus Lakukan Inovasi, RSUD dr Seotijono Blora Memiliki Enam Inovasi Layanan Kesehatan

Sebab, kalender ini menjadi solusi inovatif bagi para nelayan, dengan menyajikan informasi penting terkait iklim perairan terutama Laut Jawa.

Wakil Bupati Rembang M. Hanies Cholil Barro’ mengatakan bahwa Kalender Bahari Nusantara memiliki komposisi tanggal dan bulan yang sama seperti kalender Masehi.

Keunikan kalender ini terletak pada informasi detail mengenai arah angin, kondisi cuaca dan pasang surut gelombang laut yang sangat bermanfaat bagi nelayan.

Baca Juga: Urutan 3 se-Jateng, Jumlah Wisatawan ke Rembang Mencapai 305.688 Orang, Kunjungan Terbanyak di Lokasi Berikut

“Kalender ini akan sangat bermanfaat untuk masyarakat, terutama bagi kaum nelayan. Mesti dikembangkan dan kami dari Pemkab akan terus mendorong pemanfaatannya,” kata Wakil Bupati Rembang, dikutip Portal Kudus dari laman resmi Pemkab Rembang. 

Gus Hanies juga menegaskan pentingnya peran Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Rembang dalam mendistribusikan kalender ini kepada nelayan.

“Nanti bisa diskusi dengan kelompok nelayan. Minimal dipasang di setiap tempat pelelangan ikan (TPI),” katanya.

Baca Juga: Penjaga Tegalan di Gunung Butak Rembang Usir Kera Pemakan Tanaman Warga dengan Senapan Tanpa Peluru

Pencipta Kalender Bahari Nusantara, Muhammad Ali Sodikin, mengungkapkan bahwa proses pembuatan kalender ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 7 tahun. Hasil karyanya baru dipatenkan pada tahun 2021.

“Hak atas kekayaan intelektual (HAKI) nya keluar tahun 2021 lalu. Saya belajar autodidak,” kata Muhammad Ali Sodikin.

Meski sudah dilakukan pengenalan kepada beberapa pihak terkait, termasuk Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Muhammad Ali Sodikin mengakui bahwa masih perlu dilakukan sosialisasi lebih luas agar penerapan Kalender Bahari Nusantara ini mendapatkan nilai lebih.

“Mulai dari mahasiswa yang skripsi mengangkat karya saya ini, kemudian saya presentasi ke pak Thomas Jamaludin dari Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan masuk di forum-forum diskusi ahli falaq,” pungkasnya.***

Editor: Al Mahfud

Tags

Terkini

Terpopuler