Mengapa Perempuan Dilarang Shalat dan Puasa Saat Haid ? Simak Penjelasannya.

27 Agustus 2020, 08:49 WIB
/illustrasi

Portal Kudus - Haid atau menstruasi adalah kegiatan rutin yang dirasakan wanita dewasa tiap bulan.

Ini berlangsung sebab kesibukan perkembangan fisiologis pada tubuh wanita, yang berlangsung dengan cara periodik serta dikuasai oleh hormon reproduksi.

Dalam Islam, wanita yang mengalami haid dilarang untuk melakukan salat. Beberapa faksi memandang larangan itu adalah bukti jika wanita yang sedang haid pada kondisi kotor serta najis.

Baca Juga: Niat Puasa Senin Kamis, dan Keutamaan Puasa Sunnah Senin Kamis

Asumsi ini adalah pertimbangan feminis serta tidak berdasarkan. Ini membuat wanita seperti dosa waktu mereka alami siklus alami badan.

Walau sebenarnya larangan melakukan salat saat haid mempunyai tujuan untuk kesehatan wanita tersebut.

Islam berpandangan jika wanita yang sedang haid masih suci serta bersih seperti wanita umum yang lain, yang kotor serta najis ialah darah yang keluar waktu haid, hingga orang yang sedang haid tak perlu dijauhi.

Baca Juga: Begini Tata Cara dan Niat Lengkap Puasa Tasua dan Asyura,Jatuh Pada Tanggal 28 Agustus 2020

Rasulullah bersabda, sebenarnya mukmin itu tidak najis." (HR. Al-Bukhari)

"Mereka menanyakan padamu mengenai haidh. Sebutkanlah: "Haidh itu ialah satu kotoran"…. (Al-Baqarah: 222)

Larangan Islam pada wanita haid untuk melakukan shalat inipun mendapatkan respon miring.

Ada yang menjelaskan jika haid dibuat baik ada agar ketahui tingkat kesuburan serta bermanfaat untuk bersihkan darah serta badan.

Baca Juga: Bacaan Niat Sahur Puasa Senin Kamis, Niat Doa Buka Puasa Senin Kamis dan Keutamaannya

Disamping itu dapat juga bersihkan tempat reproduksi dari beberapa bakteri, dan keluarkan kelebihan zat besi dari pada tubuh.

Jelas sekali tidak ada hubungan dengan salat serta puasa.

Tetapi ilmu dan pengetahuan serta tehnologi menjawab hal tersebut.

Haid benar-benar ada hubungan dengan pekerjaan salat yang diharuskan dalam Islam.

Baca Juga: Bacaan Niat puasa tasua dan asyura lengkap
Allah SWT mustahil larang wanita untuk salat serta jangan puasa tanpa ada fakta.

Studi kekinian menunjukkan jika pergerakan salat sama dengan olahraga hingga bisa mencelakakan wanita yang sedang haid.

Pekerjaan ruku serta sujud dalam salat beresiko sebab akan tingkatkan peredaran darah ke rahim yang akan dikeluarkan berbentuk darah menstruasi.

Makin banyak lakukan ruku serta sujud tentunya sel rahim serta indung telur ini akan makin banyak mengisap banyak darah dari skema peredaran darah.

Baca Juga: Niat Puasa Tasu'a, Asyuro dan Ayyamul Bidh 9-10 Muharram 1442 Hijriah

Hasilnya banyak darah mengalir ke rahimnya serta kehilangan darah yang terus-terusan menyebabkan wanita bertambah mudah capek, berkadar emosi yang turun naik.

Disamping itu, wanita jadi rawan terserang anemia serta kehilangan zat besi saat skema peredaran darah banyak menyalurkan darah ke rahim yang dikeluarkan jadi darah menstruasi.


Makin banyak darah yang dikeluarkan, karena itu zat imunitasnya di badannya akan hancur. Karena sel darah putih berperanan untuk imun akan hilang lewat darah haid.

Bila seorang wanita salat waktu haid, karena itu dia akan kehilangan darah dalam jumlah banyak.

Ini bermakna akan kehilangan sel darah putih. Bila ini berlangsung karena itu semua organ badannya seperti limpa serta otak akan terkena penyakit.


Berikut makna besar dibalik larangan syariat supaya wanita haid untuk salat sampai dia suci. Al-Quran dengan benar-benar jeli menyebutkannya.

Disamping itu, wanita tidak disarankan untuk berpuasa untuk jaga konsumsi gizi makanan yang berada di dalam badannya serta kesehatan fisiknya.

Ini karena disebabkan kehilangan banyak darah yang keluar membuat mudah capek, berkadar emosi yang turun naik, dan rawan terserang anemia

Beberapa klinis menyarankan supaya saat pada kondisi haid, wanita banyak istirahat serta konsumsi makanan yang bergizi.

Supaya darah serta logam (magnesium, zat besi) pada tubuh yang bernilai tidak terbuang sia-sia.

Selama saat haid ini, seorang wanita semestinya bertambah memerhatikan konsumsi gizi serta situasi kesehatan fisiknya.

Seperti konsumsi makanan kaya zat besi (misalnya bayam, daging-dagingan, serta ati ampela), makanan tinggi protein (misalnya telur serta ikan), makanan tinggi serat (sayur berdaun serta buah-buahan), serta sumber vitamin C yang menolong penyerapan zat besi pada tubuh.

Pada keadaan spesifik, dikutip renungkan.com, wanita disarankan konsumsi tablet lebih darah yang kaya zat besi untuk menolong proses pembangunan darah serta menahan anemia.

Nah, dapat dipikirkan jika saja wanita yang sedang Haid masih diharuskan berpuasa, akan beberapa wanita yang alami anemia akut.

Sebab selama hidupnya dia harus berpuasa di waktu semestinya dia memerlukan konsumsi nutrisi serta zat besi yang cukup untuk kesehatan badannya. (*)

 

Editor: Azkaa Najmuts Tsaqib

Tags

Terkini

Terpopuler