Filosofi dan Makna Wayang Kulit di Jawa

- 13 Februari 2022, 10:43 WIB
Ilustrasi: wayang Arjuna dan nama-nama julukannya lengkap dengan artinya versi Wayang  Jawa Mahabharata.
Ilustrasi: wayang Arjuna dan nama-nama julukannya lengkap dengan artinya versi Wayang Jawa Mahabharata. /Freepik/pikisuperstar/
Portal Kudus - Wayang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu yang digunakan dalam memerankan tokoh di sebuah pertunjukan drama tradisional di daerah Bali, Jawa, Sunda, dan sebagainya.
 
Wayang dimaikan oleh seseorang yang disebut dalang.
 
Dikutip oleh Portal Kudus dari buku yang berjudul Asal Usul Orang Jawa yang ditulis oleh Fery Taufiq El-Jaquene, wayang merupakan sebuah penggambaran sebuah alam pikiran seseorang yang dualistik.
 
Dualistik disini maksudnya adalah terdiri dari dua hal yang bertententangan seperti baik dan jelek, halus dan kasar.
 
Kedua hal yang bertentangan tersebut saling menyatu dalam diri seseorang untuk diseimbangkan.
 
Fungsi wayang adalah sebagai fasilitas dalam pengendalian sosial. Maksudnya adalah dengan memasukkan fenomena sosial yang terjadi ke dalam cerita wayang.
 
 
Wayang juga dapat menghibur masyarakat karena dibawakan secara humoris.
 
Selain itu, wayang juga dianggap mampu mengukuhkan status sosial masyarakat. Masyarakat menganggap yang mampu menanggap wayang merupakan seseorang yang terpandang dikarenakan untuk menaggap wayang memerlukan dana yang besar.
 
Wayang dianggap  mampu menjadi bentuk solidaritas dalam masyarakat dikarenakan mampu memberikan fasilitas hiburan serta pendidikan berupa nasihat yang ada dalam pertunjukkan wayang.
 
 
Dalam sebuah pertunjukkan wayang, mengandung berbagai nilai-nilai kehidupan manusia. Nilai nilai kehidupan dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum dapat termuat dalam pertunjukkan.
 
Dapat dikatakan bahwa wayang mengandung 3T, yakni : tatanan, tuntunan, serta tontonan.
 
Tatanan dalam wayang maksudnya adalah etika atau konvensi yang memiliki kandungan norma atau sifat kepribadian.
 
 
Etika dalam wayang merupakan hasil diskusi dari beberapa seniman dalang.
 
Pertunjukkan wayang dapat dikatakan sebagai sebuah teater keseluruhan.
 
Hal itu karena dalam pertunjukkan wayang mengandung aspek-aspek seni, diantaranya seni drama, seni musik, seni gerak tari, seni sastra dan seni rupa.***

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Buku


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x