Network
Di Jawa, muncullah mitos yang mengatakan bahwa ibu hamil yang memakan daging burung ini akan melahirkan anak yang tampan atau cantik nantinya.
Mitos ini masih dilakukan sampai sekarang, saat ritual ‘selametan tujuh bulanan’ kehamilan.
Lain lagi di Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda. Burung Kepodang dianggap sebagai burung ‘tolak bala’. Apabila dalam suatu rumah memelihara burung Kepodang, konon pemiliknya akan dijauhkan dari segala kesialan dan malapetaka.
Orang Jawa ada yang menyebut burung Kepodang ini dengan sebutan manuk pitu wolu. Hal ini mengingat suaranya yang nyaring terdengar mirip dengan ucapan pitu-wolu atau dalam bahasa Indonesianya; tujuh delapan.
Masyarakat Sunda sering kali menyebut burung Kepodang ini dengan nama Bincarung. Di beberapa daerah di Sumatera menjuluki sebagai Gantialuh.
Baca Juga: Cara Memanjangkan Rambut dengan Cepat dan Mudah secara Alami
Masyarakat yang ada di Sulawesi memberi nama Gulalahe.
Dalam bahasa inggris, kerap dijuluki dengan Black Naped Oriole.
Sedangkan di Malaysia burung kepodang disebut burung Kunyit Besar.
Itulah sedikit gambaran tentang Burung Kepodang, si burung pesolek, sarat mitos dan menjadi fauna identitas atau maskot Provinsi Jawa Tengah.***
