Contoh Kumpulan Puisi Tema Ibu Penuh Makna Menyentuh Hati, Spesial untuk Perayaan Hari Ibu 22 Desember 2021

21 Desember 2021, 16:00 WIB
Contoh Kumpulan Puisi Tema Ibu Penuh Makna Menyentuh Hati, Spesial untuk Perayaan Hari Ibu 22 Desember 2021 /Pixabay.com/geralt

Portal Kudus - Dalam memperingati hari Ibu tahun 2021, ada banyak hal yang bisa dilakukan.

Salah satunya yakni dengan menulis puisi bertemakan Ibu, adapun kali ini, saya akan membagikan informsi tentang contoh puisi tema Ibu oleh Gus Mus, Joko Pinurbo, W.S Rendra, Sapardi Djoko Damono Kado Spesial Hari Ibu 22 Desember 2021.

simak artikel ini dan ketahui informasi tentang kumpulan puisi bertemakan Hari Ibu dari sastrawan Indonesia.

Baca Juga: Template Gambar Ucapan Selamat Hari Ibu tahun 2021 PNG, Pasang Twibbon Hari Ibu Terpopuler Berikut, Gratis

Berikut kumpulan puisi yang cocok dibacakan saat Hari Ibu pada Rabu 22 Desember 2021 mendatang.

1. Gus Mus

Ibu

Kaulah gua teduh
Tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah
Dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
Yang tergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpiku
Siang dan malam
Mata air yang tak brenti mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain
Berenang dan menyelam

Kaulah, ibu, laut dan langit
Yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
Yang mengawal perjalananku
Mencari jejak sorga
Di telapak kakimu

(Tuhan,
aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
menyampaikan kasih sayang-Mu
maka kasihilah ibuku
seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasih-Mu Amin)

 Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Hari Ibu tahun 2021 PNG Cocok Dishare ke Whatsapp, Facebook, Instagram 

2. W.S. Rendra 

Jangan Takut Ibu

Matahari musti terbit.
Matahari musti terbenam.
Melewati hari-hari yang fana
Ada kanker payudara, ada encok,
dan ada uban.
Ada Gubernur sarapan bangkai buruh pabrik,
Bupati mengunyah aspal,
Anak-anak sekolah dijadikan bonsai.

Jangan takut, Ibu !

Kita harus bertahan.
Karena ketakutan
meningkatkan penindasan.
Manusia musti lahir.
Manusia musti mati.
Di antara kelahiran dan kematian
bom atom di jatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki,
serdadu-serdadu Jepaang memenggal kepala patriot-patriot Asia,
Ku Klux Klan membakargereja orang Negro,
Teroris Amerika meledakkan bom di Oklahoma
Memanggang orangtua, ibu-ibu dan bayi-bayi,
di Miami turis Eropa dirampok dan dibunuh,
serdadu inggris membantai para pemuda di Irlandia,
orang Irlandia meledakkan bom di London yang tidak aman

Jangan takut, Ibu !

Jangan mau digertak
Jangan mau di ancam
Karena ketakutan
meningkatkan penjajahan
Sungai waktu
menghanyutkan keluh-kesah mimpi yang merangas.
Keringat bumi yang menyangga peradaban insane
menjadi uranium dan mercury.
Tetapi jangan takut, Ibu
Bulan bagai alis mata terbit di ulu hati
Rasi Bima Sakti berzikir di dahi
Aku cium tanganmu, Ibu !
Rahim dam susumu adalahpersemaian harapan
Kekuatan ajaib insan
Dari Zaman ke Zaman.

Baca Juga: Kumpulan Puisi Spesial Hari Ibu 22 Desember oleh W.S Rendra, Sapardi Djoko Damono dan Joko Pinurbo.

3. Sapardi Djoko Damono

Ibu

Ibu masih tinggal di kampung itu, ia sudah tua. Ia
adalah perempuan yang menjadi korban mimpi-mimpi
ayahku. Ayah sudah meninggal, ia dikuburkan di sebuah
makam tua di kampung itu juga, beberapa langkah saja
dari rumah kami. Dulu Ibu sering pergi sendirian ke
makam, menyapu sampah, dan kadang-kadang,
menebarkan beberapa kuntum bunga. “Ayahmu bukan
pemimpi,” katanya yakin meskipun tidak berapi-api, “ia
tahu benar apa yang terjadi.”

Kini di makam itu sudah berdiri sebuah sekolah,
Ayah digusur ke sebuah makam agak jauh di sebelah
utara kota. Kalau aku kebetulan pulang, Ibu suka
mengingatkanku untuk menengok makam ayah,
mengirim doa. Ibu sudah tua, tentu lebih mudah
mengirim doa dari rumah saja. “Ayahmu dulu sangat
sayang padamu, meskipun kau mungkin tak pernah
mempercayai segala yang dikatakannya.”

Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, sambil
menengok ke luar jendela pesawat udara, sering
kubayangkan Ibu berada di antara mega-mega. Aku
berpikir, Ibu sebenarnya lebih pantas tinggal di sana, di
antara bidadari-bidadari kecil yang dengan ringan
terbang dari mega ke mega – dan tidak mondar-mandir
dari dapur ke tempat tidur, memberi makan dan
menyusui anak-anaknya. “Sungguh, dulu ayahmu sangat
sayang padamu,” kata Ibu selalu, “meskipun sering
dikatakannya bahwa ia tak pernah bisa memahami
igauan-igauanmu.”

Baca Juga: Spoiler Gopi Episode Hari Ini 14 Desember 2021, Radha Akhirnya Kembali, Berikut Bocoran Cerita Lengkapnya

4. Joko Pinurbo

Surat untuk Ibu

Akhir tahun ini saya tak bisa pulang, Bu.
Saya lagi sibuk demo memperjuangkan nasib saya
yang keliru. Nantilah, jika pekerjaan demo
sudah kelar, saya sempatkan pulang sebentar.

Oh ya, Ibu masih ingat Bambang, 'kan?
Itu teman sekolah saya yang dulu sering numpang
makan dan tidur di rumah kita. Saya baru saja
bentrok dengannya gara-gara urusan politik
dan uang. Beginilah Jakarta, Bu, bisa mengubah
kawan menjadi lawan, lawan menjadi kawan.

Semoga Ibu selalu sehat bahagia bersama penyakit
yang menyayangi Ibu. Jangan khawatirkan
keadaan saya. Saya akan normal-normal saja.
Sudah beberapa kali saya mencoba meralat
nasib saya dan syukurlah saya masih dinaungi
kewarasan. Kalaupun saya dilanda sakit
atau bingung, saya tak akan memberi tahu Ibu.

Selamat Natal, Bu. Semoga hatimu yang merdu
berdentang nyaring dan malam damaimu
diberkati hujan. Sungkem buat Bapak di kuburan.

Itulah contoh puisi dengan tema Ibu yang bisa kalian jadikan referensi merayakan Hari Ibu 22 Desember 2021.*** 

Editor: Candra Kartiko Sari

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler