Angin Puting Beliung Menerjang Rumah Warga Banyuwangi

6 Februari 2021, 11:19 WIB
puting beliung /tangkapan layar/BPBD Kabupaten Banyuwangi

Portal Kudus – Beberapa atap rumah rusak, akibat terjangan angin puting beliung di Banyuwangi.

Sebanyak 15 rumah yang berada di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, rusak sedang akibat terjangan angin puting beliung.

Dalam peristiwa terjangan angin puting beliung, mengakibatkan kerusakan ringan 1 unit musola dan 1 unit bangunan sekolah. Instalasi listrik di lokasi desa terdampak mati. Dilansir portal kudus dari pemberitaan BNPB 5 Februari 2021.

Baca Juga: Pengungsi Merapi Diperbolehkan Pulang, Pantauan BPPTKG Aktivitas Mulai Menurun

Baca Juga: 3 Kecamatan di Kabupaten Kudus Terendam Banjir, Ini Sebabnya

BPBD setempat mencatat 1 warga luka ringan dan 27 keluarga terdampak. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi melaporkan 12 unit rumah lainnya rusak ringan. 

Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, wilayah Cluring masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada esok hari 6 Februari 2021.

Baca Juga: Aku Yang Menorehkan Luka Kenapa Harus Orang Lain Yang Mengusapnya,Sinopsis Ikatan Cinta Sabtu, 6 Februari 2021

Baca Juga: 4 Tips Memelihara Burung Perkutut Lokal dan Bangkok

Menyikapi kondisi tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor maupun angin kencang.

Seperti kita ketahui, Presiden Jokowi menetapkan tentang Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Penanggulangan Bencana Tahun 2020-2044 yang ditandatangani pada 10 September 2020.

Sedangkan Renas Penanggulangan Bencana, dokumen ini merupakan rencana nasional yang memuat kebijakan dan strategi serta pilihan tindakan untuk mencapai sasaran penyelenggaraan penanggulangan bencana nasional dalam kurun 5 tahun.

Di samping itu, komponen penting dalam implementasi kedua dokumen ini yaitu pelibatan seluruh pihak  atau pentaheliks.

Hal tersebut disebabkan bencana bersifat multidimensi dan multipihak.***

Editor: Sugiharto

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler